Labuan Bajo, Vox NTT-Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) mengalokasikan anggaran awal sebesar Rp 4 miliar.
Anggaran ini dialokasikan BOPLBF untuk penanganan dampak Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) terhadap sektor kepariwisataan di 11 Kabupaten di Flores, Lembata, Alor dan Bima yang merupakan zona koordinatif BOPLBF.
Ke depan angka Rp 4 Miliar ini kemungkinan besar akan bertambah.
Direktur Utama BOPLBF, Shana Fatina menjelaskan, sejauh ini BOPLBF telah menyiapkan beberapa langkah guna mengantisipasi dampak yang ditimbulkan Covid-19 terhadap sektor kepariwisataan.
Menurut Shana, pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai sektor yang sangat mengandalkan jasa, menjadi salah satu sektor yang paling merasakan imbas dari pandemi global Covid-19 saat ini.
“Kita tidak bisa menghindari bahwa dengan terhentinya kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun domestik menjadi sangat berdampak pada perekonomian pariwisata kita. Aktivitas khususnya di bidang jasa maupun pelayanan kepariwisataan terhenti,” ungkap Shana saat dihubungi VoxNtt.com, Kamis (23/04/2020).
Shana menjelaskan terhentinya aktivitas kepariwisataan sudah pasti berimbas pada masalah ketenagakerjaan.
“BOPLBF sendiri sejak pertengahan Maret mulai memantau perkembangan aktivitas pasar pariwisata di Labuan Bajo dan beberapa Kabupaten di zona koordinatifnya seperti jasa penginapan, industri kuliner UKM, kapal pesiar, serta penyelenggaraan beberapa festival yang sudah dijadwalkan, seiring dengan diumumkannya Status Bencana Nasional Covid-19 pada tanggal 14 Maret 2020 oleh Pemerintah Pusat dan imbauan tidak bepergian oleh World Health Organization (WHO),” jelasnya.
Baca: Hasil Rapid Test Kedua, 9 Eks Penumpang Lambelu Reaktif
Dampak Covid-19 terhadap sektor jasa pariwisata kata Shana, telah mulai terlihat dengan adanya kebijakan hotel-hotel yang mulai merumahkan karyawan-karyawannya, begitupun penyelenggaraan beberapa festival besar dibatalkan.
Shana menjelaskan, melalui alokasi anggaran tersebut, BOPLBF menyiapkan 3 tahapan dalam penanganan Covid-19
Pertama, Tahap Tanggap Darurat seperti dukungan kesiapan perlengkapan medis dan pencegahan Covid-19, bantuan kemanusiaan untuk pekerja sektor parekraf terdampak, pengawalan relaksasi regulasi untuk pelaku industri parekraf, dan program pemberdayaan ‘padat karya’ sektor parekraf seperti pelatihan SDM online, pelatihan pembuatan masker, penguatan rantai pasok produk ekraf dan pangan, konsolidasi tata kelola destinasi, dan lainnya.
BOPLBF juga kata dia, secara intensif melakukan pendataan di lapangan bagi berbagai pelaku usaha dan tenaga kerja pariwisata dan ekonomi kreatif, serta desa wisata terdampak.
“BOPLBF sendiri saat ini turut memperkuat Gugus Tugas Percepatan Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Kabupaten Manggarai Barat di Tim Perencanaan Data, Pakar, dan Analisis, Tim Kehumasan, dan Tim Pusat Pengendalian dan Operasi,” ungkapnya.
Salah satunya yang sudah berjalan hampir satu bulan belakangan ini kata Shana, adalah sinergi BOPLBF bersama Pemda dan Komunitas lokal Manggarai Barat membangun Media Center Covid-19 Mabar, yang sempat berkantor di Kantor BOPLBF, sebagai pusat data dan informasi yang secara khusus memperkuat kesadaran masyarakat menghadapi Covid-19.
Kedua, Tahap Pemulihan yang berfokus pada dukungan aktivitas dan ekonomi kepada Industri, Komunitas dan Masyarakat di bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang diharapkan bisa secepatnya terlaksana hingga akhir tahun 2020.
“Kegiatan meliputi penguatan SDM dan produk wisata maupun ekraf sehingga semakin siap untuk mendukung Destinasi Super Prioritas pasca pandemi berakhir,” tegasnya.
Ketiga, Tahap Normalisasi yang diharapkan bisa berlangsung tahun depan (2021).
“BOPLBF sendiri, sejak awal dilibatkan dalam Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 dan turut menginisiasi terbentuknya Media Center Covid-19 Kabupaten Manggarai Barat,” jelasnya.
Dirinya menambahkan, BOPLBF juga sejak awal terlibat sebagai konseptor digital platform Media Center Covid-19 Mabar dan sekaligus melaksanakan tugas harian menyiapkan data dan informasi bersama rekan-rekan Pemkab Mabar dan Komunitas Relawan yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Media Center Covid-19 Mabar.
“Kami tahu ini situasi yang sulit. Tapi kalau kita bersama-sama menghadapinya, kita pasti bisa melalui semua dengan baik. Kami butuh semua pihak saling menjaga dan bergandengan tangan,” lanjut Shana.
Dalam waktu dekat kata Shana, BOPLBF sendiri mulai melaksanakan kegiatan-kegiatan yang akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi 11 Kabupaten di wilayah koordinatif BOPLBF.
Penulis: Sello Jome
Editor: Boni J