)* PUISI-PUISI ATI D
Orang-Orang Desa
Dengan ganas melumat matahari
Angin dirangkulnya di antara sela jemari
air telah mengendap di pelupuk mata
Sisanya jatuh di kulit tenang merangkak dan melata
Di Timur ia titipkan senyum
pada embun yang bertengger pasrah pada ilalang
Serta luka yang terselip di antara sela gigi
Yang menghitam bersama noda siri pinang
Di Barat harapan sekarat dan wafat
Mengetuk pintu kuburan batu raja dan ratu
Menitipkan suara pada nisan hati yang beku
Hingga musim tabu berlabuh, mereka kembali menenun janji
Kupang, 2020
Rindu Patah di Lembata
Pada debur-debur waktu yang merayu ingatan
Pada gelombang sejarah yang menyimpan prahara
Puisi mengembara di antara asin lautan kehidupan
Sekali waktu terseret suara peledang Lamafa
Lalu terombang-ambing di antara samudera harapan yang mendera
Matahari melaju di batas kota
Mata hati tersesat di batas senja bukit cinta
Cemas dirayu ilalang yang malang
Awan berarak pulang
Perawan timur ragu-ragu
Melucuti kebaya hitam
Pada desau angin puncak Labalekan
Pada bisikan lahar yang memahar senyum Ile Ape
Pada jejak mungil sepanjang kaki Uyelewun
Kudapati rinduku patah di Lembata
Ditampar isu bisu korupsi
Kupang, 2020
Perempuan di Tungku
Masih melekat bau parfum kemangi pada kebaya lusuh
Asap telah mengubah api menjadi bara di matanya
Tiga batu membatu bersama waktu yang digenggam kasar tangannya
Lalu abu berlabuh pada teduh dadanya
Di depan tungku yang selalu memanggil rindu pulang
Ku sapa dia “ema”
Kupang, 2020
Penyair berasal dari Desa Loyo Bohor (Matahari Terbit), Kecamatan Omesuri, Lembata.