Maumere, Vox NTT- 12 orang pekerja asal Malaka dan Belu diduga ditelantarkan oleh kontraktor proyek PLN. Upah mereka belum dibayar sepenuhnya dan tak bisa pulang kampung.
“Kami minta supaya dipulangkan ke kampung. Perjanjiannya biaya datang dan pulang mereka (kontraktor, red) yang tanggung,” keluh Yos Hale kepada VoxNtt.com pada Kamis (11/6/2020) di pelataran Polres Sikka.
Yos Hale sendiri berasal Lurasik, Belu. Masih ada yang lainnya diantaranya Johan Taek asal Nurobo.
Keduanya menuturkan, mereka datang pada Maret 2020 lalu. Awalnya dijanjikan pekerjaan pembangunan fondasi menara listrik dari Ende sampai Maumere dengan upah Rp 80.000 per hari.
Akan tetapi, mereka hanya diberi pekerjaan membangun fondasi menara SUTT di Lobonoki, Kota Baru, Ende. Pekerjaan tersebut diselesaikan dalam waktu 20 hari.
“Setelah itu tidak ada pekerjaan lagi. Dan kami punya upah tidak dibayar semua,” terang Yos Hale.
Sang mandor yang selama ini berhubungan dengan mereka pun menghilang. Untuk bertahan hidup mereka harus bekerja pada masyarakat sekitar.
“Kami kerja jadi buruh potong padi di sawah warga supaya bisa makan, minum dan bertahan hidup,” timpal Johan Taek.
Informasinya, mereka bekerja pada PT. Prima Permata Nusantara yang mengerjakan proyek PLN.
Pria yang diduga Pimpinan PT. Prima Permata Nusantara sempat mengancam mau melaporkan dugaan pemerasan oleh 12 pekerja tersebut.
Pria yang tak diketahui namanya tersebut hanya mengatakan pihaknya sudah membayarkan uang ke mandor namun sang mandor kabur.
Para pekerja tersebut berniat meminta bantuan kepada Polres Sikka. Akan tetapi, mereka kemudian diarahkan melapor ke Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Sikka.
Meskipun demikian, VoxNtt.com belum mengetahui perkembangan nasib 12 pekerja tersbut. VoxNtt.com sudah menghubungi Kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Sikka, Hasan M. Kadir yang dihubungi media ini pada Sabtu (13/6/2020) via telpon namun belum mendapatkan jawaban.
Sementara itu, Humas PLN Area Flores Bagian Timur yang dihubungi VoxNtt.com pada Kamis (11/6/2020) malam via WhatsApp pun tak memberikan jawaban.
Penulis: Are De Peskim
Editor: Irvan K