Labuan Bajo, Vox NTT- Situasi Covid-19 yang menyerang dunia khususnya Indonesia membuat sejumlah aktivitas terhentikan. Hal itu tidak terkecuali di dunia pendidikan.
Hampir semua aktivitas pendidikan dihentikan. Kegiatan belajar mengajarpun semuanya dilakukan dari rumah.
Untuk di daerah perkotaan, mungkin bisa menggunakan pembelajaran virtual. Namun bagaimana dengan di daerah pedalaman?
Pembelajaran melalui virtual tidak berlaku bagi Maria Aflatirna Marlin salah satu guru di pedalaman SDI Lareng, Desa Golo Ru’a, Kecamatan Ndoso, Manggarai Barat (Mabar).
Setiap harinya Ibu Afla, begitu ia disapa, harus berjalan kaki mengelilingi dua kampung. Dia menyambagi dari rumah ke rumah untuk memberikan pelajaran bagi murid-muridnya.
Jarak dari rumah ibu Afla di Tentang menuju kampung Lareng dan kampung Paci yaitu 2 kilometer.
Hal itu dilakukannya bersama rekan-rekan guru yang lain. Tujuannya sungguh mulia. Dia tidak mau murid-muridnya tidak mendapatkan ilmu dari guru.
Ibu Afla mulai mengunjungi murid-muridnya sejak tanggal 13 Juli 2020 hingga hari ini mulai pukul 07.30-12.30 Wita. Waktu itu kata dia, tidak cukup.
Kadang dirinya pulang sore hari dari rumah murid-muridnya. Hal itu kata dia, karena jarak yang cukup jauh di setiap kampung.
Mengunjungi murid setiap harinya, membuat Ibu Afla merasa senang dan bangga.
“Saya merasa senang karena anak-anak bisa tatap muka dengan guru dan juga merasa bangga karena bertemu langsung orangtua murid juga,” ungkap Ibu Afla kepada VoxNtt.com, Selasa (04/08/2020).
Dia mengatakan sebagai wali kelas VI memiliki tanggung jawab yang harus dipegangnya.
Apalagi kata dia, tahun depan anak-anak kelas VI akan menjalani ujian akhir.
“Saya juga wajib kunjungi mereka murid-murid kelas VI. Saya mengajar mereka saja. Karena kami pakai K-13 jadi wajib untuk kami kunjung. Untuk semua wali kelas hari ini turun semua dari kelas I-VI bahkan kepala sekolah pun ikut terlibat. Pada dasarnya apapun akan saya lakukan meskipun jalan keliling dua kampung agar anak murid saya mendapatkan pelajaran,” katanya.
Ibu Afla mengakui saat ini kemajuan teknologi sangat berkembang pesat. Namun dia enggan menggunakan kemajuan teknologi tersebut.
Tidak mengunakan pembelajaran melalui virtual bukan tanpa alasan bagi Ibu Afla.
Dia menyebut, di kampungnya jaringan internet cukup susah. Untuk menelepon saja tidak bisa.
Selain itu kata dia, meskipun internet ada, murid-muridnya tidak bisa menggunakan alat komunikasi tersebut.
“Bagaimana mau gunakan pembelajaran secara virtual, jaringan saja susah. Lagian anak-anaka murid juga tidak tahu menggunakan atau mengoperasikan alat komunikasi. Tahu sendiri di kampung,” keluh Ibu Afla.
Dari apa yang dilakukan Ibu Afla, dia tetap merasa senang dan bangga menjadi seorang guru.
“Bagi saya perjumpaan langsung dengan anak jauh lebih efektif daripada online kaka. Saya bangga itu,” ungkapnya.
Dia berharap agar akses internet di kampungnya bisa segera diperbaiki. Hal itu agar dia dan murid-muridnya juga dapat menggunakan jaringan internet.
“Kalau jaringan internet bagus, pasti anak-anak murid juga bisa belajar menggunakan alat komunikasi,” tutupnya.
Penulis: Sello Jome
Editor: Ardy Abba
Berikut foto saat Ibu Afla saat memberikan pelajaran kepada murid-muridnya (Foto: Istimewa)