Bajawa, Vox NTT- Nusa Tenggara Timur dinyatakan sebagai zona merah buta aksara dari 34 provinsi di Indonesia. NTT berada pada urutan buta aksara setelah Provinsi Papua dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Hal itu disampaikan Ketua Forum Taman Baca Masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur, Polikarpus Do saat membawakan sambutan pada kegiatan diskusi literasi di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Bravostart di Kelurahan Mataloko, Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada, Senin (19/10/2020).
Kegiatan itu dibuka oleh Pejabat sementara Bupati Ngada Linus Lusi dan dihadiri beberapa pimpinan OPD Kabupaten Ngada, para guru, tokoh adat dan tamu undangan lainnya.
“Presentasi orang dengan buta aksara di NTT mencapai 5,24 persen dengan rata-rata usia antara 15 sampai 59 tahun,” ungkap Polikarpus.
Menurut dia, daerah di NTT dengan tingkat buta aksara tertinggi umumnya berada di Pulau Sumba. Sementara di Pulau Sumba sendiri, penderita buta aksra tertinggi berada di Kabupaten Sumba Barat Daya.
Untuk menurunkan angka penderita buta aksara, Forum Taman Baca Masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur terus berupaya mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melakukan intervensi dengan membentuk kampung-kampung literasi di NTT.
Tahun 2020 ini, FTBM NTT akan segera me-launching kampung literasi sekaligus meresmikan Rumah Pintar Taman Baca Masyarakat Folresta di Desa Kamubheka, Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende.
Dengan membentuk kampung-kampung literasi, Polikarpus berharap masyarakat dapat menguasai enam literasi dasar.
Ke-6 literasi dasar itu adalah membaca dan menulis, numerasi, sains, finansial, digital dan budaya dan kewargaan.
Dia berharap pula agar pemerintah di masing-masing daerah di NTT untuk menyiapkan grand design penuntasan buta aksara sehingga kampung literasi yang telah terbentuk ini dapat ditingkatkan ke desa literasi, kecamatan literasi dan kabupaten literasi.
Penulis: Patrick Romeo Djawa
Editor: Ardy Abba