Mbay, Vox NTT- Jenazah Thomas To terbaring di ruang mayat Rumah Sakit Aeramo. Selama hampir tiga jam setelah dievakuasi dari lokasi penemuannya, belum ada satupun keluarga yang datang.
Almarhum Thomas To merupakan warga Dhoki, di Desa Ua, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo.
Jasadnya pertama kali ditemukan oleh Rafael Renga, seorang pedagang kelapa di area persawahan Ana Yalo, Desa Aeramo, Selasa (27/10/2020), sekitar pukul 16.00 Wita.
Baru sekitar pukul 20.15 Wita, Asna Aso (27), salah satu anak korban datang ke Rumah Sakit Aeramo untuk melihat jenazah almarhum ayahnya.
Dia menangis histeris ketika melihat jenazah ayahnya itu telah terbujur kaku di atas tempat mandi jenazah di Rumah Sakit Aeramo.
Kepada VoxNtt.com, Asna mengatakan, almarhum ayahnya itu memang hidup sendiri di sawah garapan milik Mikael Jago.
Sehari sebelumnya, Senin (26/10), Priska Poi, salah satu kakak Asna yang berdomisili di Pulau Bali sempat menghubungi ayahnya sebanyak tiga kali, namun tidak direspons.
Sedangkan sang Istri, Helena Wea, telah kembali ke kampung halamannya di Dhoki, Kecamatan Mauponggo tiga hari sebelum jasad Thomas To ditemukan telah terbujur kaku.
Asna sendiri mengetahui kalau ayahnya itu telah meninggal dunia dari pamannya, Aleks Mere.
Menurutnya, Aleks Mere adalah orang pertama yang menerima informasi dari Rafael Renga tentang penemuan jenazah itu.
Menurut Asna, ayahnya selama lima tahun terakhir sejak tahun 2015 memang mengalami kesulitan berjalan. Itu karena kaki kiri ayahnya sempat patah akibat diseruduk sepeda motor.
Kini, Asna tengah berkoordinasi dengan keluarga lain untuk membawa jenazah ayahnya ke kampung halamannya di Dhoki, Kecamatan Mauponggo untuk dikebumikan.
Sementara, hingga berita ini diturunkan, VoxNtt.com terus berusaha menghubungi pihak Kepolisian Resort Nagekeo guna mendapat informasi terkait musabab kematian almarhum.
Penulis: Patrick Romeo Djawa
Editor: Ardy Abba