Ende, Vox NTT-Kepala Sekolah Menengah Pertama Katolik (SMPK) Frateran Ndao, Fr. Yohanes Berchmas memberi penilaian terhadap sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PPJ) yang diterapkan selama pandemi Covid-19.
Menurutnya, adapun kelemahan dalam sistem PPJ yang disasarkan kepada peserta didik. Pembelajaran model ini bersifat hanya mentransferkan ilmu saja ke siswa. Sedangkan karakter mendidik memang sama sekali tidak terasa.
Ia menyatakan, sejak sistem tahun ajaran baru 2020 pihaknya sudah memulai penerapan PPJ dengan menggunakan aplikasi zoom meeting dan aplikasi google class room.
“Jadi ada kelemahan-kelemahan diluar jangkauan para guru karena selama ini hanya mentransfer ilmu saja. Kalau karakter mendidiknya tidak terasa apalagi terhadap siswa baru,” kata Fr. Yohanes kepada VoxNtt.com di ruang kerjanya, Kamis (05/11/2020).
Ia menjelaskan para guru sejauh ini belum mengetahu persis karakter siswa baru. Hal ini menjadi kesulitan tenaga pendidik untuk menguasai dan mengenal siswa satu per satu.
“Saat tahun ajaran baru, kami sempat mengumpulkan siswa baru untuk pembagian kelas, mengenal lingkungan sekolah, pembagian wali kelas dan roster pembelajaran. Itu hanya satu kali saja dan sampai saat inu belum melakukan tatap muka. Mudah-mudahan dengan kondisi zona hijau pertengahan November bisa melakukan tatap muka,” kata Fr. Yohanes.
Mengenai rencana penerapan pembelajaran tatap muka, pihaknya telah meminta kesepakatan orang tua dan komite. Pihaknya telah mengirimkan kuesioner ke orang tua melalui aplikasi class room.
Kelonggaran pembelajaran tatap muka juga telah diketahui pemerintah melalui surat kesepakatan oleh orang tua, komite dan sekolah.
“Dan puji tuhan, hampir lebih dari separuh setuju melakukan tatap muka. Kami sudah mengirimkan ke Dinas,” tutur dia.
Meski demikian, pihaknya tetap menyiapkan roster untuk pembelajaran tatap muka dan PJJ. Roster PPJ akan diterapkan jika ada himbauan pemerintah mengenai perkembangan status Covid-19 di wilayah Ende.
Durasi waktu sistem PPJ akan diterapkan setiap hari mulai Pukul 08.00 hingga Pukul 10.30 untuk 12 mata pelajaran.
“Berdasarkan petunjuk teknis untuk masing-masing siswa empat (4) jam. Dalam seminggu 12 mapel tercapai dengan durasi waktu tiap mata pelajaran satu (1) jam,” kata Fr. Yohanes.
Ia berharap agar semua komponen baik orang tua, guru dan siswa tetap semangat mengikuti sistem yang diterapkan pemerintah di tengah pandemi Covid-19.
“Karena begini, dulu Ilmuwan Sains Sir Isaac Newton menemukan ilmu hukum newton tidak di kampus tapi menemukan dalam PJJ. Jadi belajar itu bisa dimana saja, tidak selamanya di sekolah. Harapan juga badai Covid-19 cepat berlalu dan proses pembelajaran di sekolah tetap berjalan,” ujar Fr. Yohanes, berharap.
Penulis: Ian Bala
Editor: Ardy Abba