Labuan Bajo, Vox NTT- Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Manggarai Barat (Mabar), Theresia Primadona Asmon menyebut kematian babi di kabupaten itu bukan karena virus African Swine Fever (ASF).
“Sementara ini dari hasil laboratorium masih negatif (ASF),” ungkap Theresia kepada VoxNtt.com beberapa waktu lalu.
Theresia menjelaskan, saat ini Kabupaten Mabar sedang waspada virus ASF.
“Karena kalau virus ASF ini masuk di wilayah kita, seluruh Indonesia juga sudah tahu bahwa virus ASF ini adalah virus yang sangat kuat hingga saat ini tidak ada vaksin dan tidak ada obatnya,” katanya.
Theresia mengatakan, kematian babi di Mabar secara umum dipicu oleh banyak sebab. Ada masalah gangguan metabolisme, parisit, bakteri dan virus.
“Makanya Kami harus pilah dan penting kami cek ini kematiannya karena apa,” jelasnya
Dia menegaskan kembali, kematian babi yang paling ditakuti yaitu bakteri dan virus ASF dan bakteri Streptococcus.
“Yang memang kalau itu menyebar, tingkat mobilitasnya juga tinggi. Tapi lebih tinggi ASF. Untuk sementara Streptococcus, tapi sekarang tim kita sudah ambil sampel di kecamatan Komodo, Sano Nggoang, Welak, Lembor, Lembor. Ada lima kecamatan, untuk diperiksa,” katanya.
Theresia mengatakan, untuk kecamatan-kecamatan yang belum terkena dampak kematian babi, pihaknya terus melakukan edukasi agar tetap menjaga kebersihan kandang.
“Kita terus lakukan edukasi untuk wilayah-wilayah yang belum terkena dampak. Agar mereka bisa menjaga kebersihan kandang, dan juga jika ada babi yang sakit harus cepat diinformasikan kepada dinas,” tuturnya.
Untuk diketahui, data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Mabar, babi yang mati hanya sebanyak 300-an lebih.
Target pemerintah ke depan lebih kepada mencegah agar penyakit pada babi ini tidak menyebar kepada babi yang lain.
Penulis: Sello Jome
Editor: Ardy Abba