Ende, Vox NTT-Direktur PDAM Ende Yustinus Sani mengapresiasi kerja pegawainya terhadap peningkatan saldo akhir tahun 2020 sebesar Rp250 Juta dari saldo akhir Rp5 Juta pada tahun 2019.
Hal ini disampaikan Sani kepada media usai rapat evaluasi satu tahun memimpin pada perusahan tersebut, Jumat (08/01/2020) sore.
Sani menyatakan meningkatnya aset keuangan PDAM tidak terlepas dari kerja dan kontrol pegawai di bawah pimpinannya.
“Apresiasi besar dari saya ke pegawai, bukan ke saya. Ini ada peningkatan pendapatan dan belanja dan sisa dari belanja secara riil, tidak termasuk dengan laporan keuangan,” ujar Sani.
Mengenai laporan keuangan, terang Sani, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi misalnya hutang pajak sebesar 2,5 Miliaran yang belum kembali.
Kemudian faktor lain yang mempengaruhi ialah pengisian piutang sebesar 8 sampai 9 Miliar dan faktor biaya pengusutan aset nilai nol rupiah yang seharusnya terhapus namun masih ter-cover dalam dokumen yang merugikan perusahaan.
Meski begitu, Sani mengapresiasi respons Pemkab Ende di mana Bupati telah menyetujui penghapusan piutang dan penghapusan aset.
“Terakhir hari ini kita minta ke Bupati untuk penghapusan pajak yang 2,5 miliar. Mudah-mudahan bisa diterima mengenai ini,” ujar Sani.
Mantan Anggota DPRD Ende ini berkomitmen akan melakukan pembenahan serta terus berupaya meningkatan pendapatan dengan penambahan jumlah pelanggan yang kini berjumlah 13.700 dari 13.500 tahun sebelumnya.
“Ke depan kita akan memenuhi kebutuhan pelanggan terutama di wilayah-wilayah tersulit. Kita juga nanti rehabilitasi jaringan dan pasang jaringan baru,” katanya.
Catatan Dewan Pengawas
Dewan Pengawas PDAM Usman Abdul Hamid mengapresiasi beberapa prestasi perusahaan daerah tersebut. Ia memprediksi manajemen dan tugas pelayanan air minum tahun 2021 akan terus membaik yang sedianya Rencana Kerja dan Anggaran dalam Program Perusahaan (RKAP) disetujui Bupati Djafar lebih awal.
Meski demikian, Usman juga turut memberikan beberapa catatan kepada PDAM mengenai disiplin pegawai serta pembenahan jaringan air yang belum maksimal.
Terkait instalasi jaringan, Kepala Bagian Teknik Yosep Piatu mengaku sudah membaik meski terdapat beberapa titik yang macet akibat bencana alam seperti di mata air Ae Kipa dan Ae pana.
Kendala lain secara teknik ialah tersumbatnya jalur air ke pelanggan yang kerap terjadi.
“Jadi setiap keluhan pelanggan, kami langsung turun ke lapangan. Selama ini memang koordinasinya cukup baik,” ujar Yosep.
Masalah lain yang dihadapi ialah berkurangnya debit air di sumber Woloare. Beruntung kekurangan itu teratasi dengan sumber air bantuan Hongaria.
“Jadi bagini, kami punya grup di media sosial, setiap kali keluhan kami langsung ke sasaran. Hampir satu tahun ini kita lakukan begitu,” katanya.
Penulis: Ian Bala
Editor: Ardy Abba