Betun, VoxNtt.com-Daniel Klau (44), warga Ikumuan Utara, Desa Besikama, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, nekat menganiaya Hubertus Tey Seran (64) hingga meninggal dunia.
Peristiwa naas itu terjadi di rumah korban tepatnya di Dusun Tualaran, Desa Maktihan, Kecamatan Malaka Barat, Sabtu (20/2/2021) siang sekira pukul 14.00 wita. Daniel Klau tiba dengan mengendarai sepeda motor merek Honda Blade.
Saat tiba, pelaku sempat menanyakan keberadaan Maria Rofina Klau, isteri korban. Pelaku spontan menuju ke kamar keluarga dan langsung mengobrak abrik seisi kamar. Ia juga merusak lemari dan meja rias.
Puncaknya pelaku memukul korban menggunakan batu di bagian kepala dan bagian wajah hingga meninggal dunia.
Saat kejadian, almarhum Hubertus Tey Seran (Ama Nai Kiik) duduk di kamar tamu. Sementara Maria Rofina Klau isteri korban berada di kamar lain. Ada juga Arnoldina Nahak sebagai pekerja dalam rumah korban sedang berada di pintu dapur.
Arnoldina, sebagai saksi mata yang ditemui di rumah duka Minggu (21/2/2021) menuturkan, pelaku saat masuk sempat bertanya sepada korban yang sedang duduk di kamar tamu dan langsung serobot ke kamar keluarga.
”Waktu dia masuk saya ada di pintu dapur. Ama Nai Kiik Tey Seran duduk di kursi ruang tamu. Sempat tanya Nain feto iha nebe (mama raja di mana)” ujar Arnoldina mengenang detik-detik kejadian itu.
Saat pelaku keluar dari kamar, sempat berpapasan dengan korban sehingga sempat terjadi perlawanan. Tetapi pelaku mengayunkan dua kali pukulan menggunakan batu di bagian tengkuk. Kala itu, suara korban tidak terdengar lagi.
“Saya takut dan lari ke belakang. Saya teriak minta tolong. Saat itu ada om Semi di ruang mesin penggiling padi,” kisahnya.
Bukan hanya di situ pelaku menyeret korban keluar menuju halaman depan rumah dekat mesin giling padi yang berada di seberang jalan. Pelaku melanjutkan aksinya memukul korban mengggunakan batu berulang kali ke bagian kepala dan wajah.
Saat pelaku sedang melangsungkan aksinya, warga berusaha membantu korban, tetapi pelaku malah menyerang balik menggunakan batu. Warga marah sehingga menyerbu pelaku. Pelaku akhirnya berhasil diamankan dalam kondisi sekarat akibat amukan massa.
Tak lama berselang, polisi tiba di lokasi dan melihat korban dan pelaku tergeletak di tanah. Sehingga keduanya dilarikan ke Rumah Sakit Penyangga Perbatasan (RSPP) Betun untuk mendapat perawatan intensif.
Rupanya korban meninggal saat berada di lokasi TKP. Sedangkan pelaku kini masih menjalani perawatan di rumah sakit akibat dianiaya massa.
Tanggapan Keluarga Pelaku
Terpisah, kaka kandung pelaku, Yohana Bano Bria menuturkan, adiknya Daniel Klau selama ini jarang keluar rumah. Ia menderita sakit gila kambing atau epilepsi.
Selama ini adiknya aktif untuk kegiatan kerohanian, masuk gereja dan rajin berdoa.
” Selama ini sakit gila kambing tiba-tiba saja kumat. Dia tidak sembarang bergaul,” ujarnya.
Menurut Yohana, keluarga pun terkejut saat mendengar peristiwa itu. Adiknya bisa nekat bertindak jahat sampai menyebabkan orang lain meninggal dunia.
Sementara Kapolsek Malaka Barat, Iptu W. Budiasa menuturkan kasus tersebut sedang dilakukan identifikasi dan dilakukan pengembangan.
Polisi sudah melakukan olah TKP dan barang bukti sudah diamankan. Meski demikian, pihak kepolisian masih melakukan pengembangan sehingga belum memastikan motif pembunuhan.
”Kami masih mendalami dulu apa sebenarnya motifnya. Tetapi faktanya ada penganiayaan yang menyebabkan orang meninggal,” tegas Budiasa.
Keluarga Korban Datangi Polres Malaka
Seusai dikebumikan tanggal 22 Februari 2021, pihak keluarga korban bersama keluarga besar Tey Seran mendatangi Polres Malaka di desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah, Selasa (23/02/2021).
Tujuan mereka untuk minta kejelasan penanganan dari Polres Malaka, sehingga kasus tersebut diusut tuntas.
“Mohon agar ditindaklanjuti sampai tuntas, karena kami dari pihak korban menduga ada perencanaan Sebelumnya terkait pembunuhan secara keji terhadap saudara kami,” kata Yulius Klau perwakilan keluarga korban dihadapan awak media, Selasa (23/02/2021).
Selain itu, pihak korban meminta agar keluarga pelaku dimintai keterangannya untuk kepentingan penyelidikan kasus pembunuhan itu.
“Keluarga pelaku harus diambil keterangannya. Alat komunikasi mereka harus diperiksa, karena adanya dugaan transferan rekening,” lanjut Yulius Klau.
Yulius Klau juga menegaskan, pelaku tidak mengalami gangguan jiwa, seperti rumor yang beredar di publik.
“Menurut keterangan dari berbagai pihak, pelaku tidak mengalami gangguan jiwa alias gila. Tadi pihak Polres sudah beri informasi bahwa pelaku akan dibawa ke Kupang untuk diperiksa kejiwaannya, ” ungkap Yulius Klau.
Keluarga korban, melalui Yulius Klau, berharap agar pihak kepolisian bekerja sebaik mungkin sehingga bisa menciptakan situasi kondusif di masyarakat.
Senada dengan Yulius Klau, adik kandung korban, Petrus Tey Seran menduga kuat kasus pembunuhan yang menimpa kakanya itu direncanakan.
Hal itu karena selama jenazah dibaringkan di rumah duka, pelaku tidak ada niat baik untuk meminta maaf ke pihak korban.
Di saat dan tempat yang sama, salah satu keluarga korban, Rendy Tey Seran, mengecam perbuatan pelaku yang sudah membunuh korban dengan sangat keji.
“Perlakuan pelaku sudah sangat keji. Untuk itu kami akan kawal proses hukum ini. Harus dihukum mati, karena ini kejahatan yang sangat keji,” kata Rendy.
Sementara itu pihak Polres Malaka melalui Wakapolres, Kompol Saba menegaskan, pihaknya akan berkerja sesuai prosedur yang ada dan akan berusaha mengungkap kasus ini hingga tuntas.
Namun untuk itu, Kompol Saba juga meminta pihak keluarga korban untuk membantu polisi dengan mengumpulkan bukti-bukti lainnya sehingga bisa mengungkapkan motif pelaku.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Irvan K