Ruteng, Vox NTT- Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menyadari pembangunan pariwisata berkelanjutan tidak bisa berjalan sendiri dan tentu saja membutuhkan keterlibatan semua pihak. Sebab itu, lembaga yang dibentuk melalui Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2018 tersebut mulai menggemakan konsep “Pentahelix”.
Konsep ini sebenarnya salah satu tawaran dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam pengembangan pariwisata di Indonesia. “Pentahelix” bertujuan untuk memastikan kualitas aktivitas, fasilitas, pelayanan, serta menciptakan pengalaman dan nilai manfaat pariwisata.
Tidak hanya berusaha menggemakan konsepnya, BPOLBF terus menghimpun berbagai unsur seperti, pemerintah, masyarakat, akademisi, komunitas, pengusaha, dan media massa untuk bersatu membangun pariwisata.
Ada beragam kegiatan yang telah dilakukan BPOLBF untuk mewujudkan konsep “Pentahelix” di Flores, Lembata, Alor dan Bima (Floratama), yang merupakan daerah kewenangannya. Salah satunya dengan mengadakan kegiatan ‘Forum Floratama Manggarai Edition’.
Kegiatan yang menghadirkan berbagai elemen tersebut berlangsung di Spring Hill Ruteng, Jumat (16/04/2021). Forum diskusi berjalan di bawah tema “Harapan Pembangunan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Berkelanjutan Manggarai”.
Direktur Industri dan Lembaga BPOLBF Neysa Amelia menjelaskan, pada dasarnya BPOLBF hadir sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2018, yang mana fungsinya yakni otoritatif dan koordinatif.
Dalam fungsi otoritatif, jelas dia, BPOLBF dimandatkan untuk mengembangkan kawasan pariwisata di daerah kewenangannya. Sedangkan fungsi koordinatif, BPOLBF dimandatkan untuk melakukan koordinasi dengan 11 kabupaten di Flores, Alor, Lembata dan Bima.
“Forum Floratama ini kami bentuk sebenarnya karena melihat peran penting, bahwa peran pemerintah tidak bisa sendiri. Kami perwakilan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memandang perlu partisipasi dari rekan-rekan yang duduk di sini, maupun rekan-rekan yang tidak hadir pada hari ini,” ujar Neysa saat menyampaikan sambutan mewakili Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina.
Menurut dia, Forum Floratama dibentuk untuk menjalin komunikasi terkait apa saja yang bisa dikerjakan secara bersama dalam membangun ekonomi kreatif dan pariwisata berkelanjutan dan berdaya saing.
Setelah berkomunikasi, setiap elemen diharapkan akan berkoordinasi untuk terus berkolaborasi dalam membangun sektor pariwisata, yang saat ini sedang digalakan sebagai prime mover ekonomi masyarakat.
“Komunikasi, koordinasi dan kolaborasi merupakan prinsip utama dari Forum Floratama. Jadi, forum ini bukan milik BPOLBF, bukan milik Pemerintah Kabupaten Manggarai, tapi milik kita semua. Dalam forum ini kita ingin menekankan kembali bahwa setiap peran adalah peran penting,” terang Neysa.
Ia kembali mengingatkan bahwa BPOLBF tidak bisa berjalan sendiri untuk memperkenalkan potensi pariwisata, budaya dan religi yang ingin dibangun di Kabupaten Manggarai.
Neysa berharap komunikasi pada Forum Floratama yang pertama di Manggarai bisa terus terjalin ke depan, terutama dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif.
Sementara itu, Bupati Manggarai Herybertus G.L Nabit dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada BPOLBF karena hadir untuk membangun sektor pariwisata di kabupaten itu.
“Saya sebut saja BPO Labuan Bajo Flores ini, mereka ini outside ya, mereka ini orang luar. Jadi, kalau orang luar saja sudah datang terus-terus, sudah mau berpikir terus-terus tentang kita, tentang potensi kita, maka insider kita yang di dalam ini harusnya berpikir lebih, berbuat lebih,” ujar Nabit.
Dalam kesempatan tersebut, ia mengaku bergembira karena dalam kerangka berbuat dan berpikir lebih ini, ternyata pemerintah tidak berjalan sendiri. Kekuatan masyarakat menurut dia, jauh lebih agresif dan bergerak jauh lebih cepat dengan ide-ide kreatif dalam pembangunan.
BACA JUGA: Mimpi BPOLBF di Balik TOT Lintas Sektor
Nabit mengatakan, kini Manggarai memiliki modal yang kuat, yakni orang-orang muda yang melek teknologi. Ia mencontohkan, kini anak-anak muda Manggarai hanya cukup menonton Youtube bisa memproduksi apa pun.
Kondisi ini tentu membuat Bupati Nabit tidak takut dalam menghadapi tantangan, terutama dalam menurunkan angka pengangguran. Tugas pemerintah kemudian mengembangkan talenta anak muda yang kreatif dengan menunjukkan pasar, serta meningkatnya skilnya.
Ia pun mengimbau agar memanfaatkan komunikasi yang sudah terbangun dengan baik antara semua elemen untuk kepentingan pembangunan pariwisata di Manggarai.
Kembangkan Wisata Budaya
Dalam sambutannya pula, Bupati Nabit mengatakan, pihaknya sedang dalam upaya mengembangkan wisata budaya dan religi di Manggarai. Meski begitu, bukan berarti tidak mengembangkan potensi alam di Manggarai untuk kemudian dijadikan sektor pembangunan pariwisata.
Senada dengan Bupati Nabit, sebelumnya, Pelaksana tugas Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Adrianus Husen mengaku pihaknya dalam upaya membuat branding wisata budaya di daerah itu.
“Dan, kegiatan hari ini adalah TOT (Training of Trainer) bagaimana kita membuat branding pariwisata Kabupaten Manggarai ke depan, dengan slogan yang selama ini kita dorong adalah pariwisata Manggarai berbasis budaya,” kata Adrianus usai kegiatan TOT di Aula Hotel Revayah Ruteng, Rabu (14/04/2021) lalu.
Penulis: Ardy Abba