Vox NTT-Sejak 1950, Israel kerap menjadi sasaran ancaman perang yang terus berlanjut hingga saat ini.
Dilansir dari Tirto.id, kemiliteran Israel menempati rangking ke-17 dari 137 negara yang dinilai oleh Global Fire Power, dengan index 0,2964 (0,0000 adalah nilai sempurna).
Personel militer di Israel sebanyak 65 ribu orang, dengan jumlah personel aktif 170 ribu, dan sisanya yatu 445 ribu orang cadangan. Israel memiliki 3 bidang di kemiliteran, yaitu angkatan udara, angkatan darat, dan angkatan laut.
Sementara, total kekuatan angkatan udara Israel adalah 595, dengan jumlah penyerang 253 dan jumlah serangan 253. Israel memiliki 18 transportasi militer udara, dan jumlah helikopter 146, dan helikopter serang sebanyak 48.
Angkatan darat Israel memiliki 2,76 ribu tanker perang (rangking 8 di seluruh dunia), dengan kendaraan perang mencapai 6,5 ribu unit.
Artileri otomatis 650 unit dan artileri derek/manual 300 unit. Angkatan darat Israel juga memiliki proyektil roket sebanyak 150.
Israel boleh jadi bergantung pada negara lain, seperti As dan Rusia, pada tahun 1900-an, tapi mulai tahun 2000-an sebagian besar perlengkapan perang, termasuk tangker, drone, dan persenjataan lainnya dihasilkan dalam negeri, dapat dilihat di Military Factory.
BACA JUGA: Sejarah Lahirnya Negara Israel
Angkatan Laut Israel memiliki total aset sebanyak 65, dengan 6 kapal selam, 4 corvet, dan 37 kapal patroli. Israel memproduksi minyak mentah untuk kebutuhan militer dan kebutuhan komersil dengan total produksi 390 barel/hari.
Konsumsi minyak untuk kebutuhan militer Israel adalah 240 ribu barel per hari. Israel mengimpor minyak dari luar negeri, dan saat ini diperhitungkan mereka memiliki cadangan minyak 12,73 juta barel.
Israel juga memiliki angkatan kerja yang bergerak di bidang yang berkaitan dengan kemiliteran sebanyak 4.021 ribu personel. Ruas jalan di Israel mencapai 18,2 ribu km, jalur kereta api mencapai 975 km, dan bandara 47, serta 5 pelabuhan.
Meski dalam hal kuantitas tidak menonjol, kemiliteran Israel memiliki teknologi mutakhir yang kemudian dicontoh oleh negara-negara lain. Israel adalah salah satu negara pengekspor persenjataan militer canggih dengan pendapatan 6,5 miliar dolar AS per tahunnya.
Israel menguasai pasar pesawat pengintai atau drone global sebanyak 60 persen, sedangkan AS hanya menguasai 25 persen, New York Post melansir. Rusia, Korea Sleatan, Australia, Perancis, Jerman, dan Brazil bergantung pada teknologi militer Israel.
Teknologi mutakhir Israel lainnya di bidang militer adalah Busur (Arrow) anti-misil.
Menurut sejarah kuno, Israel adalah musuh bagi dunia Arab dan hal tersebut terbawa sampai hari ini, sehingga seringkali Israel mendapat serangan rudal dari Iran, Irak, dan Suriah.
Busur anti-misil Israel sebagian didanai oleh AS untuk mencegah rudal balistik jarak jauh, David Sling untuk mencegat roket dan rudal jelajah jarak menengah, dan Iron Dome yang telah terbukti dapat menangkal ratusan roket Katyusha yang ditembakkan dari jalur Gaza pada 2011, Jerusalem Post melaporkan itu.
Seperti dilansir dari Republika.id, Para analis berpikir negara itu memiliki keunggulan yang tidak tertandingi atas roket Hamas dan Jihad Islam.
Terakhir, Israel memiliki sistem pertahanan udara Iron Dome yang efektif untuk melindungi dirinya dari serangan roket Hamas dan Jihad Islam.
Sementara, tanpa negara nyata atau tentara reguler, kelompok perlawanan Palestina yang berbeda memiliki tenaga jauh lebih sedikit daripada tentara Israel, yang berjumlah sekitar 30 ribu hingga 50 ribu tentara.
Hamas memiliki antara 10 ribu sampai 20 ribu pejuang. Pada 2009, International Crisis Group memperkirakan kekuatan Brigade Qassam, sayap bersenjata Hamas, antara 7 ribu dan 10 ribu.
Tetapi perkiraan terbaru mengatakan pejuang kelompok itu bisa mencapai hampir 40 ribu.
Jihad Islam, kelompok bersenjata lain yang didukung oleh Iran, memiliki pejuang di wilayah antara 8 ribu sampai 9 ribu.
Pasukan keamanan Otoritas Palestina, yang dibentuk di bawah Kesepakatan Damai Oslo bertindak dalam koordinasi dengan Tel Aviv.
Sebagian besar pejuang PLO diintegrasikan ke dalam pasukan ini, berjumlah sekitar 83 ribu.
Banyak warga Palestina dan komentator melihat Kesepakatan Oslo sebagai perjanjian yang didiskreditkan, yang telah mengubah kapasitas tempur PLO menjadi pasukan keamanan yang tunduk di bawah kendali de facto Israel.
Akibatnya, dalam perang aktif antara Palestina dan Israel, pasukan keamanan Otoritas Palestina tidak dapat memainkan peran militer apapun. Sementara kelompok seperti Hamas, dengan bantuan negara lain, ingin membangun roket mereka sendiri dan peralatan militer lainnya di Gaza, Palestina tidak memiliki industri pertahanan nasional.
Diketahui, terlepas dari perbedaan besar antara kemampuan militer kedua belah pihak, Israel terus-menerus mengeluh tentang jumlah roket Hamas dan Jihad Islam.
Menurut, Intelijen Israel menilai sebagian besar persenjataan Hamas yang terdiri dari 5 ribu hingga 6 ribu roket dapat menyerang di suatu tempat antara komunitas perbatasan Gaza hingga puluhan kilometer. Hamas juga memiliki puluhan roket dengan jangkauan 100 sampai 160 km.
Sementara Jihad Islam memiliki jumlah yang sangat kecil dari roket Buraq-100 dengan jangkauan lebih dari 100 km. Hamas mungkin juga memiliki ratusan roket dengan jangkauan 70 sampai 80 km yang dapat menjangkau kota-kota seperti Tel Aviv. Kebanyakan roket itu disebut dibuat oleh Iran.
Penulis: Ronis Natom