Kupang, Vox NTT-Nasib nan untung didapat Anggie Prischilla Antonius. Nasib mahasiswi Semester VII Jurusan Ilmu Komunikasi Undana itu, boleh jadi tidak seberuntung pemilik usaha kecil lainnya di Kupang.
Awalnya, Anggie punya usaha kecil, beralamat di rumahnya di Oepura, Kota Kupang.
Usahanya membuat kue, lalu dijual. Proses penjualan Anggie, melalui media sosial.
Kata dia, jualannya mudah. Usai dibuat, lalu di-posting. Jika ada pemesan, lalu diantar.
Beberapa waktu lalu, Anggie dapat informasi dari dosennya di kampus.
Dosennya bilang, Dekranasda NTT, sedang merekrut pengusaha muda untuk diberi bantuan dan didampingi. Usaha tersebut adalah minuman dengan bahan dasar kelor.
“Saya dapat informasi dari kampus dari dosen. Ada tawaran dari Dekranasda NTT. Mereka punya program untuk membantu generasi muda untuk membantu wirausaha. Mereka juga memanfaatkan kearifan lokal kerja sama dengan dapur kelor di Kupang. Selain untuk membantu mahasiswa wirausaha,” cerita Anggie di tempat usahanya, Jumat (24/09/2021) siang.
Tak mau tunggu lama, Anggie kemudian greget membangun komunikasi intens dengan dosen dan juga staf di Dekranasda NTT.
Bak gayung bersambut, Anggie kemudian secara resmi mendaftarkan diri.
“Saya langsung diarahkan untuk hubungi orang dekranasda NTT. Mereka kasih modal. Jadi bisa buat saya punya usaha berkembang setelah daftar lalu ikut pelatihan,” ujarnya.
Usai ikut pelatihan membuat minuman dengan bahan dasar kelor, Anggie kemudian dibantu Dekranasda NTT untuk membuka usaha miliknya, Haydrink Oepura.
“Ini cukup inovatif. Karena selama ini kalau omong bikin kelor itu kan rebus dan makan. Orang belum tahu inovasi minuman kelor. Terobosannya bagus dan sudah masuk di grab food,” katanya.
Meski baru di-launching, Jumat (24/09), ia berharap usahanya bisa berkembang di kemudian hari.
“Kepada Dekranasda cukup senang. Karena saya salah satu dari sekian banyak yang beruntung karena bisa kembangkan minat di bidang usaha. Bisa menjadi lebih baik lagi kalau ada komunikasi Dekranasda dengan penerima bantuan lebih baik. Jangan hanya berhenti di-launching. Kami juga perlu dibimbing untuk selanjutnya. Terima kasih banyak untuk Bunda Juli yang sudah membantu kami,” ujarnya.
Kepada anak muda di Kota Kupang, Anggie berpesan agar mampu memanfaatkan teknologi untuk membangun bisnis. Daya kreativitas di masa pandemi, terutama berbisnis sangat penting.
“Kita harus kreatif bagaimana cara menjangkau pasar,” ujarnya.
Sebagai informasi, Jumat (24/09/2021), Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi NTT berkolaborasi dengan Dapur Kelor Indonesia meluncurkan sebuah brand bernama Haydrink yang merupakan franchise atau warlaba berbasis Kelor pertama di Indonesia bahkan di Asia Tenggara.
Brand ini mengusung konsep Minuman Kelor dengan berbagai cita rasa yang sangat cocok dengan kalangan milenial.
Peluncuran Haydrink ini telah melalui beberapa proses sejak awal inisiasi hingga saat ini.
Tim Dekranasda NTT dan Dapur Kelor Indonesia bersama-sama melakukan penjaringan peserta, pelatihan berkolaborasi dengan pihak Bank BRI, Grab dan pelatihan untuk meracik minuman Haydrink.
Peserta yang mengikuti program Haydrink ini adalah kaum milenial di Kota Kupang.
Untuk mengikuti progam ini, peserta hanya perlu melampirkan KTP, foto lokasi penjualan beserta beberapa persyaratan untuk pembukaan tabungan di Bank BRI serta pembayaran dengan menggunakan aplikasi pembayaran non tunai.
Program ini juga berkolaborasi dengan Jasa Transportasi Online Grab yang memiliki fitur Grab Food sehingga dapat memudahkan dalam melakukan pemesanan produk dari mana saja.
Tujuan dari program Haydrink ini adalah untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kecakapan kaum milenial dalam berwirausaha.
Selain untuk membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan kecakapan kaum milenial dalam berusaha, tujuan program ini juga adalah pengembangan Kelor NTT yang menurut penelitian merupakan Kelor terbaik nomor 2 di dunia setelah Kelor dari Kepulauan Canary di Spanyol.
Kelor yang merupakan makanan super atau super food memiliki kandungan gizi dan vitamin yang sangat bagus untuk bagi tubuh terutama di saat pandemi seperti sekarang, di mana tubuh membutuhkan asupan nutrisi yang cukup sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap radikal bebas dan penyakit.
Booth Haydrink tersebar di beberapa titik dalam wilayah Kota Kupang dan tidak menutup kemugkinan akan dikembangkan di daerah lain di NTT.
Untuk saat ini Haydrink di Kota Kupang akan dijadikan sebagai pilot project untuk selanjutnya dapat dikembangkan di seluruh wilayah NTT.
Apalagi NTT memiliki potensi kelor yang berlimpah serta sudah ada beberapa daerah yang menyatakan berminat untuk mengembangkan program serupa seperti di wilayah Belu dan Malaka.
Ketua Dekranasda Provinsi NTT, Julie Sutrisno Laiskodat kepada wartawan, mengatakan sebagai mitra Pemerintah Provinsi NTT, Dekranasda mendukung penuh program Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat. Itu terutama untuk mengembangkan Kelor NTT sebagai salah satu komoditi unggulan demi mewujudkan NTT bangkit, NTT sejahtera.
Ditambahkan Julie, di Provinsi NTT dengan 3026 desa memiliki potensi yang luar biasa dan akan memberikan dampak luar biasa pula bagi masyarakat jika dikembangkan dengan baik.
“Program ini untuk mengembangkan kelor di NTT yang merupakan salah satu komoditi unggulan dari NTT. Tujuannya untuk mewujudkan NTT bangkit, NTT sejahtera,” kata Julie.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba