Borong, Vox NTT- Siswa dan guru SMPN 11 Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur harus menempuh perjalanan sekitar 2,5 kilometer menuju sebuah bukit untuk mengikuti asesmen nasional berbasis komputer (ANBK), Selasa (05/10/2021).
Bahkan hingga sampai di sebuah rumah pada bukit yang bernama Golo Ros itu, para siswa terpaksa harus berjalan kaki.
ANBK sendiri adalah program penilaian mutu setiap sekolah. Tujuan program ini untuk menghasilkan informasi akurat dalam memperbaiki mutu pembelajaran.
Pilihan tempat asesmen nasional oleh para siswa kelas VIII SMPN yang berlokasi di Desa Wangkar Weli, Kecamatan Lamba Leda Timur itu bukan tanpa sebab. Pada pelaksanaan ANBK, sulit mendapatkan askes internet.
Selain kendala jaringan, fasilitas perangkat untuk mendukung pelaksanaan ANBK di SMPN 11 Poco Ranaka juga belum tersedia.
Apalagi sekolah yang berdiri pada 10 Mei 2019 itu hingga kini belum memiliki gedung sendiri. Selama ini mereka terpaksa menumpang proses belajar mengajar di ruangan milik SDK Wae Palo.
Kepala SMPN 11 Poco Ranaka Wihelmus Vinsen membenarkan kondisi jaringan yang parah saat pelaksanaan ANBK tersebut.
“Sejak hari pertama sampai hari kedua di sekolah mengalami keterbatasan jaringan, selain itu kami di SMPN 11 juga belum punya gedung sekolah, terpaksa, untuk mengatasi keterbatasan itu, kami harus melaksanakan ANBK di rumah warga yang terletak puncak,” kata Vinsen saat diwawancarai awak media.
Meskipun tidak ada perangkat komputer dan terganggunya jaringan internet, kata dia, SMPN 11 Poco Ranaka tetap melaksanakan ANBK.
Pihaknya terpaksa meminjam laptop di sekolah-sekolah tetangga untuk kebutuhan pelaksanaan ANBK.
Sedangkan terkait ketiadaan gedung, Vinsen mengaku sudah berjalan selama tiga tahun sejak SMPN 11 beroperasi melalui SK Izin Operasional bernomor 420/967/PK/V/2019.
Senada dengan Vinsen, Yanita Asinta Onik siswa kelas VIII mengaku selama mengikuti ANBK, ia mengalami banyak kesulitan terutama jaringan internet.
“Kendala jaringan internet, soal tidak muncul. Selain kendala jaringan, kami juga belum memiliki gedung sekolah, makanya ANBK sejak hari pertama sampai hari kedua, kami pakai rumah warga, yang terletak di bukit Golo Ros,” kata Onik.
Ia pun berharap pemerintah pusat, melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, agar memberikan perhatian serius terkait kekurangan di sekolahya.
Penulis: Ardy Abba