Mbay, Vox NTT- Lagu Indonesia Raya berkumandang di Dusun Malapoma, Desa Rendu Butowe, Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo, pada Senin 17 Januari 2022.
Gemanya memecah kesunyian kampung yang masuk dalam area terdampak pembangunan Waduk Lambo.
Desa Rendu Butowe terkhusus Kampung Malapoma selama ini memang menjadi basis dari kelompok penolak pembangunan waduk Lambo.
Didukung Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), kelompok penolak yang diketuai oleh Bernadinus Gaso ini kerap melakukan aksi-aksi penolakan yang cenderung kontroversial.
Yang paling terkenal adalah aksi-aksi “telanjang dada” oleh ibu-ibu Malapoma, yang terakhir dilakukan pada awal Desember 2021 lalu.
Gelaran kegiatan yang diselenggarakan oleh AMAN diagendakan dilaksanakan selama tiga hari terhitung sejak 17 -19 Januari 2022 dengan tema utama kegiatan “konsolidasi masyarakat sipil se-daratan Flores dan Lembata”.
AMAN juga menggandeng empat organisasi non pemerintah (NGO) seperti Wahana Lingkungan Hidup (WALHI), Jaringan Advokasi Tambang (JATAM), Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) dan Forest Watch Indonesia (FWI).
Sekretaris jenderal (Sekjen) AMAN, Rukka Sombolinggi dan ketua AMAN Nusa Bunga, Philipus Kami terpantau turut hadir bersama utusan masyarakat adat se-daratan Flores dan Lembata. Jumlah mereka mendominasi warga Nagekeo yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Pantauan VoxNtt.com, tidak ada pejabat pemerintah di Kabupaten Nagekeo yang hadir pada kesempatan tersebut. Hanya beberapa petugas kepolisian yang memantau jalannya kegiatan itu.
Belum ada informasi resmi yang disampaikan oleh sekjen AMAN terkait tujuan utama digelarnya kegiatan ini. Penyelenggara mengagendakan baru akan menggelar konferensi pers, siang ini Selasa (18/01/2022) dengan Sekjen AMAN dan ketua AMAN Nusa Bunga sebagai narasumber utamanya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh jurnalis VoxNtt.com di tempat kegiatan, peserta kegiatan ini akan menggelar aksi demonstrasi di Kantor Bupati Nagekeo pada akhir kegiatan pada Rabu (19/01/2022).
Informasi tambahan, sehari sebelum kegiatan AMAN ini digelar, puluhan warga Desa Labolewa yang dipimpin kepala Desa Labolewa melakukan aksi pencabutan atribut bendera AMAN di sepanjang ruas jalan negara di Desa Labolewa.
Mereka menyebut AMAN “miskin etika dan tak punya tatakerama” karena telah memasang atribut di Desa Labolewa mereka tanpa pemberitahuan.
Aksi pencabutan bendera AMAN ini kemudian menyebaruas di media sosial.
Terkait informasi yang lebih detail terkait kegiatan yang diselenggrakan AMAN, VoxNtt.com akan segera mengabarkan usai konferensi pers digelar, Selasa siang.
Penulis: Patrick Romeo Djawa
Editor: Ardy Abba