Ruteng, Vox NTT- Etos kerja para ibu-ibu yang bergabung dalam kelompok perajin tenun di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi salah satu poin penting yang disampaikan Anggota Komisi IV DPR RI Julie Sutrisno Laiskodat dalam agenda kunjungan kerja di wilayah Kecamatan Reok Barat, Kabupaten Manggarai, Minggu (10/07/2022).
Di hadapan sejumlah warga, Julie menanyakan tentang waktu yang dibutuhkan saat seorang penenun melakukan kegiatan tenun selendang.
Jawaban warga pun beragam. Ada yang bilang dua hari, empat hari dan bahkan seminggu. Semuanya beralasan karena tenun merupakan usaha sampingan. Ia pun menekankan tentang pentingnya etos kerja.
BACA JUGA: Congka Sae’ Munculkan Kembali Semangat Julie Laiskodat
“Saya tahu bahwa mama-mama pasti pergi urus anak, pergi ke kebun, urus ini itu di keluarga masing-masing. Tetapi harus diingat bahwa apa yang membedakan kita dengan daerah lain yang bisa sukses karena usaha tenun? Itu hanya ada pada etos kerja,” terang Julie di hadapan warga Desa Rura.
Julie menjabarkan kelebihan dari usaha tenun dibandingkan dengan usaha-usaha lain. Salah satunya yakni tidak mengenal musim. Sehingga, kebutuhan yang tidak mengenal musim pun terbantu dengan usaha tenun.
“Saya mau nanya, anak sekolah musiman atau tidak? Kalau mau makan minum itu musiman atau tidak? Kalau tidak, berarti harus cari pekerjaan yang tanpa musim tetap bisa. Harus bisa atur waktu. Jadi jangan bilang saya tidak bisa (atur waktu), saya sudah bosan dengerin kaya gitu,” tambahnya.
BACA JUGA: Motif Di-printing pihak Luar, Julie Laiskodat Sebut Tenun NTT Terancam
Bermental Pengusaha
Selain menyoroti etos kerja, Julie juga menekankan tentang pentingnya mengubah mindset lama menjadi mindset baru tentang usaha tenun.
Hal itu bertujuan agar usaha tenun tidak hanya berorientasi pada upaya untuk mempertahankan warisan leluhur melainkan sebagai sarana mendatangkan keuntungan finansial keluarga.
Mindset yang harus ada dalam pribadi penenun adalah mindset pengusaha. Bukan seperti yang lazim terjadi yakni menjadikan tenunan sebagai usaha sampingan. Dengan begitu, jumlah produksi tenunan pun stabil. Stok pasar juga terisi secara stabil dan tidak terputus.
Dia mengaku selama ini, ia sudah terlibat jauh dalam mengurus hasil tenunan yang diproduksi oleh masyarakat NTT. Keterlibatan itu bukan hanya di hulu saja melainkan juga sampai pada hilir yakni membangun kerja sama dengan pasar.
“Saya sudah buktikan sekian tahun sebagai ketua Dekranasda. Pasarnya ada tetapi harus pertahankan kualitas, kuantitas dan harga. Jadi prinsipnya penenun kita harus bermental pengusaha bukan bermental penenun. Karena pada saat orang pesan seribu buah maka saya cari ke mana? Itu harus stabil,” jelasnya.
Hal yang sama juga disampaikan politisi NasDem itu pada titik kunjungan kedua yakni di Aula Paroki Kajong, Desa Kajong, Kecamatan Reok Barat. Ia menekankan tentang pentingnya mengubah mindset dan etos kerja dalam membangun usaha tenun.
Ia kemudian mengharapkan kepada warga agar membentuk kelompok tenun sehingga bisa dengan mudah mengantarkan bantuan benang dan pelatihan yang dibutuhkan oleh kelompok tenun ke depannya.
Penulis: Igen Padur
Editor: Ardy Abba