Betun, Vox NTT- Sejak dilantik mendampingi suami tercinta Kim Taolin sebagai Wakil Bupati Malaka, Ceicilia Bere Buti aktif melestarikan warisan budaya dan seni leluhur, yakni tenun ikat.
Walaupun dengan dana seadanya, namun tekat dan kemauan kuat untuk melestarikan budaya dapat terwujud.
Setidaknya, dengan kemampuan dana yang terbatas, Ceicilia bersama kelompok tenun ikatnya sudah memproduksi ratusan kain dari berbagai motif khas Malaka. Hasilnya pun banyak diminati oleh masyarakat Malaka dan luar Malaka.
Ada dua kelompok tenun ikat yang aktif bersama Ceicilia Bere Buti. Mereka adalah kelompok tenun ikat Kasih Setia Oenaek dan kelompok tenun ikat Flamboyan di Tniumanu.
Yang khas dari kelompok tenun ikat besutan Ceicilia Bere Buti adalah warna alamiah dan bahan dasar benang dari kapas.
Kelebihan dari warna alamiah adalah keaslian warna yang tidak akan hilang alias tidak luntur apabila kainnya dicuci.
Hal itu karena bahan dasar warna alamiah terbuat dari sari daun hijau dan kulit kayu mentah.
Sedangkan, kain tenun berbahan kapas, kelebihannya adalah tekstur dan ketebalan kain yang lembut dan natural.
Karena banyak kelebihan dan keunggulan, produktivitas kain tenun ikat khas Malaka besutan Ceicilia Bere Buti ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak.
Banyak tamu dari luar daerah yang berkunjung ke Malaka, pasti menyempatkan untuk berbelanja di Galeri Sikita yang isinya berbagai macam produk tenun ikat khas Malaka.
Minggu, 18 September 2020, ada dua tamu penting yang berkunjung ke Malaka, khusus menilik kelompok tenun ikat Ceicilia Bere Buti.
Mereka adalah Julita Oetoyo desainer tamatan Universitas Indonesia dan Fasty Ferawati
dosen di Universitas Indonesia bidang komunikasi konsentrasi ke periklanan.
Mereka datang berkunjung, berbelanja tenun ikat, sekaligus meneliti dan akan membantu produktivitas tenun ikat kelompok Ceicilia Bere Buti.
“Tenun ikat khas Malaka kaya akan nilai budaya dan seni leluhur yang luar biasa yang wajib dilestarikan,” ungkap Fasty Ferawati.
Ditemui media VoxNt.com, istri Wakil Bupati Malaka itu menyampaikan terima kasih atas kunjungan dan apresiasi dari para tamu.
“Semoga tenun ikat khas Malaka makin dikenal dan tetap lestari dari generasi ke generasi. Terima kasih atas dukungan dan suport dari ibu berdua,” ujarnya dengan senyum bangga.
Selain dua tamu tersebut, ada juga wisawatan asal Jepang, Yasu yang juga berkunjung ke Galeri Sikita. Dia juga berbelanja kain tenun ikat motif Malaka untuk dibawa pulang ke Negeri Sakura.
Untuk diketahui, bagi masyarakat Malaka dan sekitarnya yang membutuhkan kain tenun ikat khas Malaka, boleh mampir di Galeri Sikita dengan alamat Rumah Jabatan Wakil Bupati Malaka, Tubaki, Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah. Harga dijamin terjangkau dan kualitas kain pasti berkualitas.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Ardy Abba