Kupang, Vox NTT- Puluhan Guru Penggerak sekolah dasar dari Manggarai Raya sangat antusias mengikuti Program Pelatihan Pembelajaran Berbasis Bahasa Ibu yang digelar di Hotel Sotis Kupang.
Kegiatan ini merupakan Program Balai Guru Penggerak Provinsi NTT bekerja sama dengan Inovasi.
Salah satu guru, Damasus P. K. Turut yang berasal dari SDK Coal Manggarai Barat, mengaku sangat senang.
“Hal baru kami dapatkan soal keterampilan soal guru mengelola kelas. Dalam hal pembelajaran. Secara khusus mengantar anak menjadi lebih baik,” ujar Damasus, Kamis (10/11/2022) malam.
Menurut Damasus, ada hal-hal dasar yang selama ini belum diketahui.
“Keterampilan lisan baru kami sadari menjadi hal dasar. Mengingat di daerah kami sebagian besar anak-anak tidak ada TK dan PAUD,” jelasnya.
Kata dia, salah satu materi dalam kegiatan itu adalah membuat buku untuk membantu anak.
“Ini yang akan memacu kami untuk berkreasi dengan siswa. Setelah kembali fokus ke sekolah dulu baru ke komunitas yang lebih luas,” imbuhnya.
Sementara itu, salah satu guru dari Kabupaten Manggarai Petrus mengatakan, pelatihan semacam ini sudah sering dilakukan.
“Ilmu guru semakin bertambah. Saya mengusulkan untuk tolong perhatikan guru honorer. Kami bangga dengan materi ini. Mohon untuk dilatih juga untuk guru-guru di kabupaten kami,” pujinya.
Senada dengan Damasus dan Petrus, Adrianus Maxi Guru SD Lengko Tanah, Kabupaten Manggarai Timur menyebut bahwa dalam dunia pendidikan ada kolaborasi bahasa.
“Kami bersyukur karena ada strategi baru dalam metode pembelajaran. Kami akan selalu berusaha untuk kolaborasi berbagi ilmu yang kami dapatkan di tempat ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Deputy Director – Learning Inovasi, Feiny Sentosa, mengatakan akan dilakukan pengembangan buku.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih untuk semua pihak. Saya apresiasi bagi peserta yang semangatnya sangat tinggi. NTT tambang emas untuk pembelajaran menggunakan Bahasa Ibu,” ujarnya.
Menurutnya ada sebanyak 72 bahasa daerah NTT.
“Kementerian membutuhkan contoh untuk inspirasi bagi daerah lain. Satu satunya provinsi sebagai pilot project Bahasa Ibu adalah NTT. Pelatihan saja tidak cukup untuk buat perubahan. Perlu dibagikan dan diterapkan di kelas,” tegasnya.
Sebelum menutup kegiatan, Kepala Balai Guru Penggerak (BGP) NTT, Wirman Kasmayadi, berharap agar peserta dapat menerapkan ilmu yang didapat selama pelatihan.
“Apa yang sudah dapat di sini sampaikan dan latih untuk komunitas di sekolah. Kami akan bekali surat. Bagaimana bapa ibu berkiprah itu yang utama. Kita mendorong bagaimana komunitas di sekolah itu kuat. Pastikan komunitas belajar di sekolah itu kuat. Apa yang kita lakukan ini sangat bermanfaat. Dengan waktu yang singkat ini kita berharap nada hasilnya,” tutupnya.
Diketahui, kegiatan Pelatihan Pembelajaran Berbasis Bahasa Ibudigelar di Kupang sejak 7 hingga 11 November.
Semua peserta adalah kelompok Guru Penggerak dari tiga kabupaten yakni Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba