Kupang Vox NTT- Lembaga Hukum dan HAM Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian (Padma) Indonesia mengapresiasi terobosan Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pengelola Pelatihan Tenaga Kerja Indonesia (DPP AP2TKI) yang dipimpin Hj Lolynda Usman, SE., SH dalam mempersiapkan Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI).
“Pengalaman buruk yang lalu jangan diulangi lagi seperti penempatan tanpa dibekali kompetensi dan kapasitas di BLK LN/LPK hanya bermodalkan secarik kertas sertifikat harus diawasi ketat dan kalau perlu ditindak tegas serta diproses hukum BLK LN/LPK nakal yang kongkalikong dengan P3MI bahkan melibatkan oknum pejabat di Kementerian dan Lembaga,” kata Ketua Dewan Pembina Padma Indonesia, Gabriel Goa, dalam keterangan tertulis yang diterima VoxNtt.com, Kamis (17/11/2022).
Padma Indonesia, kata Gabriel, mengapresiasi terobosan yang diinisiasi oleh DPP AP2TKI. Sebab, AP2TKI telah melakukan pelatihan gelombang pertama mempersiapkan instruktur BLK LN/LPK sebanyak 500 orang. Mereka melatih para tenaga kerja di BLK LN/LPK.
Kemudian, AP2TKI melakukan kerja sama dengan P3MI yang tergabung dalam organisasi APJATI untuk sosialisasi persiapan pelaksanaan pelatihan kawasan Timur Tengah dan Kerajaan Saudi Arabia pada BLK LN/LPK.
Pelatihan ini tentu saja mengacu pada Sistem Penempatan Satu Kanal (SPSK) sehingga bisa dikontrol dan mencegah praktik kongkalikong jual beli sertifikat tanpa pelatihan kompetensi dan kapasitas sesuai amanat UU Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia dan aturan turunannya berkaitan dengan pelatihan kompetensi dan kapasitas.
“Program AP2TKI untuk mendorong terbentuknya DPD AP2TKI di wilayah Indonesia Timur khususnya kantong-kantong migrasi ilegal rentan human trafficking agar segera dibangun BLK LN/LPK untuk mempersiapkan kompetensi dan kapasitas Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) ke luar negeri,” pungkas Gabriel.
Menurut Gabriel, Ketua DPP AP2TKI Hj. Lolynda Usman, SE.,SH berharap ke depan Indonesia akan lebih dari Filipina dalam hal persiapan calon tenaga kerja yang andal.
Harapan itu tentu saja bisa terwujud jika pemerintah dan P3MI mendukung total dan bekerja sama mempersiapkan CPMI melalui BLK LN/LPK. Hal itu karena sudah terjamin kualitasnya, bukan abal-abal hanya bermodalkan jual beli sertifikat kompetensi dan kapasitas tanpa keterampilan apa-apa.
Gabriel yang juga salah seorang instruktur asal NTT sangat mendukung gebrakan DPP AP2TKI di bawah kepemimpinan Hj Lolynda Usman, SE., SH dan Faisal Sondeng, S.Pd untuk mempersiapkan SDM andal Pekerja Migran Indonesia.
CPMI sudah dilatih nanti akan diperebutkan di bursa pasar kerja internasional dan bersaing dengan kompetitor dengan pekerja migran asal Filipina dan India.
Penulis: Ardy Abba