Kota Kupang, Vox NTT- Indonesian Coruption Watch (ICW) menggandeng LLDIKTI Wilayah XV untuk menggelar diskusi publik tentang antikorupsi.
Diskusi yang bertema “Pentingnya Pendidikan Antikorupsi dalam Membentuk Integritas Perguruan Tinggi” ini digelar di Aula Universitas Muhammadiyah Kupang, Senin (13/11/2023) siang.Kegiatan ini juga didukung oleh USAID.
Kepala Bagian Umum LLDIKTI Wilayah XV Abdurrahman Abdulah melalui sambutannya mengatakan, pendidikan antikorupsi perlu diintegrasikan dalam mata kuliah di Perguruan Tinggi.
“Dengan harapan ketika mereka jadi pemimpin sudah dapat bekal tentang pendidikan antikorupsi. Kita berharap mahasiswa bisa mencerna nilai-nilai antikorupsi. Sehingga marwah bangsa ini bisa disetarakan dengan bangsa lain,” jelas Abdurrahman.
Dia juga berharap agar kampus bisa menerapkan pendidikan antikorupsi sebaik-baiknya.
Abdurrahman menyebutkan dari sebanyak 298 Prodi yang tersebar di 50 PTS di NTT hanya tiga prodi yang menerapkan pendidikan antikorupsi.
Sementara itu, Wakil Sekretaris ICW, Julianti mengatakan jika bicara korupsi maka harus bicara dua hal yakni peran anak muda dan peran kampus-kampus menerapkan nilai-nilai antikorupsi.
“Di Kampus perlu ada penerapan nilai antikorupsi. Kerja sama ICW dan LLDIKTI langkah awal menyebarkan pendidikan antikorupsi di NTT. Harapannya bisa dikembangkan ke kampus lain,” kata dia.
Perwakilan USAID, Jeffry Cohen menyampaikan apresiasi yang tulus kepada semua narasumber.
“MoU ICW dan LLDIKTI agar akademi antikorupsi masuk ke semua kampus di bawah LLDIKTI. Saya bangga menyambut anda semua dalam diskusi publik ini,” jelas Jeffry.
“Terimakasih dalam kemitraan icw menjunjung tinggi antikorupsi. Pemerintah AS mendukung Indonesia dalam mengatasi masalah korupsi,” kata Jeffry.
Baginya, yang penting adalah memahami masalah penyebab korupsi dan cara menyelesaikan.
Acara ini dibuka oleh Rektor UMK Kupang Prof. Dr Zainur Wula.
Selaku Rektor UMK, Prof Zainur meyambut baik kegiatan ini.
“Suatu kebanggaan bagi kami sebagai tuan rumah. Kami kebetulan konsen pada masalah antikorupsi. Di UMK selain pendidikan antikorupsi kami juga fokus pada pendidikan karakter,” kata Prof Zainur.
Sebagai rektor dia menegaskan bahwa punya kewajiban mendidik mahasiswa untuk terbiasa dengan anti korupsi.
Adapun narasumber kegiatan ini yakni Kepala Bagian Umum LLDIKTI Wilayah XV NTT, Abdurrahman Abdullah, Kepala Sekolah Akademi Antikorupsi Nisa Zonzoa dan Koordinator Pusat Layanan Pengembangan Kapasitas Legal Drafting dan Antikorupsi LP2M Undana Darius Mauritsius.
Penulis: Ronis Natom