Tambolaka, Vox NTT- Kegiatan ‘SVD Youth Day’ di tingkat Distrik Sumba yang berlangsung di Paroki St. Arnoldus Janssen Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya telah berakhir pada Sabtu (10/2/2024) malam.
SVD Youth Day ini diikuti oleh orang muda dari tiga paroki yakni Paroki Ngonggi, Lewa, dan Tambolaka.
Pada malam terakhir kegiatan, mereka mementaskan seni budaya di Aula komunitas Biara St. Yosef Freinademetz Tambolaka.
Para OMK tampil dengan penuh semangat. Mereka tak ingin malam terakhir kegiatan pergi tanpa jejak. Malam itu bukan akhir dari segalanya.
Waktu boleh berlalu namun kisah indah yang terajut selama ini mesti abadi terukir di ziarah hidup selanjutnya.
Para OMK mementaskan aneka tarian kreatif mulai dari tarian tradisional hingga tarian post modern. Puisi berantai, dan tampilan band kreatif.
Aneka drama kreativitas OMK ini sungguh membahasakan realitas suram terkini.
Menyapa dunia terluka dengan kemasan pementasan seni mencairkan realitas suram.
Aneka pementasan kreatif ini adalah cara unik kaum muda menjadi terang di tengah dunia yang sedang terluka.
Hujan malam itu pun enggan turun. Seolah semesta Tambolaka pun sangat bersahabat.
Gemerlap bintang- bintang di langit tampak cerah secerah senyum manis di wajah para anggota SVD Sumba Youth Day.
Mata para penikmat seni enggan kedip menikmati aneka sajian kreatif dari para OMK ini.
Usai pentas seni para OMK melanjutkan acara bebasnya di halaman paroki St. Arnoldus Janssen Tambolaka.
Sebelumnya dikabarkan, Pastor Yosef Masan Toron, SVD, salah satu anggota tim Bible Centre SSpS dan SVD Ruteng mengatakan “Kitab Suci adalah santapan jiwa bagi ziarah hidup kita”.
“Kita dipanggil untuk menjadi murid yang kreatif berkarya di tengah dunia yang terluka,” kata Pastor Yos Masan.
“Kita dipanggil untuk menjadi murid yang kreatif berkarya di tengah dunia yang terluka,” kata Pastor Yos Masan.
Mantan Provinsial SVD Ruteng ini lebih jauh menjelaskan tentang latar belakang terbentuknya tim Bible Centre SSpS dan SVD Ruteng.
Tim ini, jelas dia, terbentuk dengan adanya tantangan dari Uskup Ruteng Mgr. Siprianus Hormat, Pr.
“Apakah kekhasan SVD di Keuskupan Ruteng selama ini? Tim Bible Centre SSpS dan SVD Ruteng terbentuk oleh desakan dan tantangan Bapak Uskup ini,” jelas dia.
Ia juga memperkenalkan anggota tim Bible Centre kepada peserta Literasi Kitab Suci yang hadir dalam opening SVD Youth Day.
“Semoga perjumpaan ini menjadikan kita sebagai murid- murid yang kreatif di paroki-paroki, dan di tengah-tengah dunia yang sedang terluka,” harap Pastor Yos Masan.
Sebelum melanjutkan kegiatan Literasi Kitab Suci, perwakilan OMK dari ketiga paroki SVD memberikan cindera mata berupa pengalungan selendang kepada anggota tim Bible Centre.
Kegiatan literasi Kitab Suci di hari pertama dipandu penuh oleh tim Bible Centre SSpS dan SVD Ruteng.
Diketahui, Literasi Kitab Suci adalah cara anggota tim Bible Centre SSpS dan SVD Ruteng mengajak kaum muda dan orang tua agar menjadikan Kitab Suci sebagai santapan jiwa.
Perintah Konsili Vatikan Kedua. Mereka membicarakan tentang kehidupan Gereja. Ada 16 dokumen dihasilkan. Salah satunya dokumen Wahyu Ilahi.
Di dalamnya ditekankan tentang pentingnya Kitab Suci. Kitab Suci adalah santapan jiwa. Tidak mengenal Kitab Suci artinya tidak mengenal Kristus. Demikian kata Santo Hieronimus. Kutipan ini menjadi pegangan dasar bagi Gereja untuk meluangkan waktu mengakrabkan diri dengan Kitab Suci.
Para peserta SVD Youth Day dari ketiga paroki di wilayah distrik Sumba, anggota DPP, para guru agama, dan anggota Legio Maria sangat antusias dan serius mengikuti kegiatan literasi Kitab Suci ini.
Pastor Yos Masan kemudian mengajak para peserta Literasi Kitab Suci untuk membiasakan diri membaca Kitab Suci di dalam keluarga masing-masing.
“Membaca Kitab Suci adalah cara mengobati situasi dunia yang sedang terluka,” katanya.
Sebagai informasi, kegiatan SVD Youth Day, dengan “Orang muda adalah Terang di Tengah Dunia yang Terluka” ini dibuka secara resmi oleh Pastor paroki St. Arnoldus Janssen Tambolaka, Pastor Ferdi Ganti, SVD.
Pastor Arnold pun mengucapkan selamat datang kepada para kaum muda dari ketiga paroki SVD, anggota DPP, para guru agama, dan anggota Legio Maria.
“Kita datang untuk berjalan bersama dan belajar Kitab Suci,” katanya.
Kontributor: Yohanes Mau