Kupang, Vox NTT — Dua Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Kupang, yaitu SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 5 Kupang, ditetapkan sebagai pilot project Sekolah Keberagaman oleh Komunitas Pace and Maker Kota Kupang (Kompak).
Program ini secara resmi diluncurkan oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena, dalam acara yang berlangsung di Aula SMA Negeri 5 Kota Kupang, Kamis, 24 April 2025.
Peluncuran program ini turut dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan NTT, Ambros Kodo, anggota DPRD NTT Winston Rondo, Bupati Manggarai Timur Andreas Agas, serta sejumlah pejabat dan tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Gubernur Melki menyampaikan apresiasi atas inisiatif Kompak dan menekankan pentingnya memperluas penerapan sekolah keberagaman ke seluruh wilayah NTT.
Ia juga menyoroti meningkatnya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di provinsi ini, yang menurutnya menjadi isu serius.
“Saya mendapat laporan bahwa sebagian besar narapidana di NTT terlibat dalam kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak,” ungkapnya.
Gubernur Melki menegaskan, sekolah harus menjadi tempat yang aman dan bebas dari kekerasan.
Ia meminta seluruh guru dan kepala sekolah untuk menjadikan sekolah sebagai zona nol kekerasan seksual.
Selain itu, ia turut menyinggung peran aktif istrinya, Asti Laka Lena, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTT, dalam mengadvokasi kasus-kasus kekerasan seksual.
Ia menyatakan, advokasi yang dilakukan oleh istrinya bahkan lebih aktif dibandingkan beberapa LSM.
“Mari kita semua — pemerintah, guru, tokoh agama, tokoh masyarakat — menjadi teladan dalam upaya melawan kekerasan. Perubahan harus dimulai dari diri sendiri,” tegasnya.
Kepala Dinas Pendidikan NTT, Ambros Kodo, dalam kesempatan yang sama mengatakan, seluruh sekolah di NTT harus mulai menerapkan prinsip keberagaman dan secara aktif mendeklarasikan diri sebagai sekolah yang aman dan inklusif.
“Melalui MKKS di setiap kabupaten/kota, kami akan menggelar sosialisasi tentang pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan,” ujarnya.
Acara peluncuran ini dihadiri oleh perwakilan dari 10 sekolah lainnya, termasuk kepala sekolah dan perwakilan OSIS.
Sekolah-sekolah tersebut antara lain SMA Negeri 2 hingga SMA Negeri 10 Kupang, SMA Giovani, dan SMA Mercusuar.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi dialog yang menghadirkan lima pemateri, yakni anggota DPRD NTT Winston Neil Rondo, akademisi Rudi Rohi, tokoh agama Pendeta Emmy Sahertian, Kadis Pendidikan NTT Ambros Kodo, serta perwakilan Komunitas Peace Maker Kupang, Iskandar Wutun.
Penulis: Ronis Natom