Jakarta, VoxNtt.com– Selama satu minggu terakhir ancaman bom mengusik rasa nyaman masyarakat Indonesia.
Seperti diberitakan berbagai media, aksi pelemparan bom Molotov terjadi di Samarinda, pada Minggu (13/11) dan Singkawang, Kalimantan Barat pada Senin (14/11) dini hari.
Sementara itu ancaman bom yang sama juga terjadi di Kota Surabaya (09/11) dan Batu, Malang (14/11).
Akibat aksi teror tersebut, seorang anak kecil bernama Ananada Intan Olivia Marbun, yang masih berusia 2,5 tahun akhirnya meninggal dunia setelah sebelumnya sempat dilarikan ke rumah sakit di Samarinda.
Sementara itu, tiga anak lainnya dalam persitiwa yang sama masih dalam perawatan di rumah sakit.
Menanggapi situsi ini, Koalisi Masyarakat Sipil Indonesia menyatakan sikap terkait tragedi kemanusiaan yang melanda bangsa ini. Pernyataan sikap ini dibacakan pada Selasa, (15/11) di Jakarta.
Pertama merasa prihatin dan geram atas makin maraknya berbagai aksi teror yang mengoyak kehidupan berbangsa dan merusak rasa aman warga masyarakat.
Kedua, Komunitas Masyarakat Sipil menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya terhadap para korban tragedi peledakan bom yang mengoyak-oyak rasa kemanusiaan.
Pada poin ketiga Koalisi Masyarakat Sipil meminta agar masyarakat secara bersama-sama, bahu-membahu menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif, aman, nyaman, dan damai.
Dalam poin ketiga pernyataan sikap itu diterangkan pula bahwa kedewasaan masyarakat Indonesia tengah diuji melalui serangkaian aksi-aksi tidak simpatik.
Namun kita semua percaya bahwa bangsa ini akan mampu melewatinya dengan baik, dengan terus menerus berpegangan pada konstitusi, Pancasila dan prinsip Bhineka Tunggal Ika.
Pada poin kekempat, Komunitas Masyarakat Sipil menyeruan kepada tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh politik, tokoh-tokoh adat dan tokoh-tokoh masyarakat agar dapat memberikan pernyataan-pernyataan yang menyejukan dan menghindari adanya polemik di masyarakat, terutama berkaitan dengan isu Suku, Agama, Ras dan antar-Golongan (SARA).
Kelima, Komunitas Masyarakat Sipil juga meminta kepada negara dalam hal ini Presiden, Wakil Presiden dan Kepolisian agar dapat menjamin keamanan dan perdamaian dengan menindak tegas pelaku kekerasan dan mencegah upaya-upaya pengacauan keamanan atas nama agama dan atau politik.
“Negera tidak boleh kalah dengan kelompok-kelompok tersebut” tulis komunitas masyarakat sipil.
Pada poin keenam, Koalisi ini menyerukan betapa pentingnya menghormati keberagaman kita sebagai bangsa, menjunjung tinggi hak asasi setiap warga negara dan meninggalkan budaya intoleransi.
Koalisi Masyarakat Sipil ini terdiri dari masyarakat sipil di Jakarta dan berbagai tokoh agama diantaranya Romo Benny Susetyo, Jeirry Sumampow, Ray Rangkuti, Usman Hamid, Fajar Riza Ul Haq, Yudi Latif, Muhamad Abdullah Darraz dan Ahmad Imam Mujadid Rais. (Ervan/VoN)