Labuan Bajo, Vox NTT- Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) berencana menetapkan biaya ke kawasan konservasi Taman Nasional Komodo (TNK), menjadi Rp 3,75 juta per orang untuk periode satu tahun mulai 1 Agustus 2022 mendatang.
Menanggapi hal itu, Pelaku Pariwisata di Labuan Bajo Matheus Siagian menyebut kebijakan yang tersebut adalah kebijakan yang datang tiba-tiba.
Menurut dia, kebijakan yang baik itu harus datang dari testing dan ahli. Kemudian, harus jelas kesiapannya.
“Harus ada sosialisasi yang melibatkan masyarakat. Di situ demokrasinya yakni proses dengar pendapat masyarakat. Apa dan ada masa testing-nya dulu sebelum kebijakan itu dilempar dan dijadikan suatu kebijakan yang bersifat permanen,” ujar Matheus kepada VoxNtt.com, Kamis (30/06/2022) Pagi.
Matheus mengatakan, harga tiket masuk juga harus dibedakan antara wisatawan domestik dan mancanegara.
“Memang kalau kita lihat untuk domestik itu kontradiktif sekali. Kalau kita mau menaikkan penjualan jumlah turis domestik lalu menaikkan harga seperti ini, itu berlawanan,” tegasnya.
Ia pun berharap agar ada kebijakan seperti di Vietnam. Di sana, ada harga domestik ada pula harga wisatawan luar negeri.
Harus diakui juga, lanjut dia, turis domestik selama pandemi ini sudah berkontribusi besar menyelamatkan pariwisata Manggarai Barat.
“Bagaimana setelah pandemi, mereka langsung ditinggal begitu saja dengan menaikkan tarif berkali-kali lipat. Saya rasa tanpa ada kejelasan dan untuk apa dan saya rasa ini hal yang perlu kita garisbawahi,” tegas Matheus.
Matheus kembali mengingatkan agar kebijakan yang mau diambil harus melibatkan banyak pihak seperti masyarakat, asosiasi, perwakilan adata, dan lain-lain. Hal itu dilakukan agar semua kebijakan berdasarkan pertimbangan bersama.
“Jadi di situ kita lihat proses-prosesnya itu harus benar kalau kita bikin kebijakan sehingga yang lahir itu bukan kebijakan yang bersifatnya asing namun kebijakan yang lahir dari masyarakat,” tutupnya
Sebelumnya, Koordinator Pelaksana Program Penguatan Fungsi TN Komodo Carolina Noge menyebut, kenaikan harga tiket ke TNK mempertimbangkan biaya konservasi.
“Dengan mempertimbangkan biaya konservasi, (biaya) Rp 3,75 juta per orang untuk periode satu tahun, dan untuk kuota kunjungan ke TNK akan dibatasi 200.000 orang per tahun,” katanya di Gedung Manggala Wanabakti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta seperti yang dilansir dari Kompas.com, Senin (27/6/2022).
Carolina menambahkan, biaya tersebut rencananya diterapkan secara kolektif tersistem, Rp15 juta per empat orang per tahun.
Lebih lanjut, hitungan tersebut diambil dari pertimbangan biaya konservasi, akibat hilangnya nilai jasa ekosistem karena lonjakan kunjungan wisatawan ke TNK.
“Pengunjung nantinya bebas datang, dengan komponen biayanya nanti akan kita bahas satu-satu untuk apa aja sih sebenarnya. Tapi ujung-ujungnya nanti untuk konservasi tadi karena nilai jasa ekosistem yang hilang tadi Rp 11 triliun,” kata Carolina.
Setiap wisatawan yang masuk dianggap membawa pengaruh, baik terhadap satwa, keanekaragaman hayati, dan seluruh ekosistem di kawasan tersebut.
Sebelumnya, berdasarkan hitungan dan rekomendasi hasil kajian, biaya konservasi sebagai kompensasi dari setiap kunjungan wisatawan berkisar antara Rp2.943.730 hingga Rp5.887.459.
Selain itu, kuota kunjungan juga akan dibatasi menjadi 200.000 orang per tahunnya. Wisatawan pun wajib melakukan registrasi secara online lewat situs web yang akan disediakan nanti.
Aturan kuota ini merupakan hasil Kajian Daya Dukung Daya Tampung Berbasis Ekosistem di TNK yang telah dilakukan para ahli.
Adapun jumlah ideal wisatawan yang diperoleh yaitu 219.000 orang per tahun, dengan jumlah maksimal kunjungan sebanyak 292.000 orang per tahun.
Menurut penjelasan Kepala Kajian Daya Tampung Daya Dukung Taman Nasional Komodo Irman Firmansyah, pembatasan jumlah kunjungan di TNK ini dilakukan guna menjaga kelestarian satwa liar di TNK dan ekosistemnya
“Prinsipnya pengunjung tidak hanya ingin melihat Komodo. Jika ingin melihat, cukup ke kebun binatang saja. Tapi kita ingin melihat kehidupan liarnya, dan di sana (TNK) harus benar-benar terjaga. Konservasi harus dominan,” ucap Irman.
Penulis: Sello Jome
Editor: Ardy Abba