Kota Kupang, Vox NTT-Walaupun sering diklaim sebagai ajang kebangkitan pariwisata di Flores, kegiatan Tour de Flores (TdF) tahap dua yang akan dilaksanakan pada bulan Mei 2017 mendatang memicu tanda tanya dari berbagai kalangan.
BACA: Kegiatan Tour de Flores, Masyarakat Mau Dapat Apa?
Keraguan itu salah satunya disampaikan Peneliti SunSpirit for Justice and Peace, Kris Beda Somerpes yang berdomisili di Kota Labuan Bajo, Manggarai Barat.
Menurut Kris, penyelenggaraan ajang balap sepeda internasional ini bukan merupakan aspirasi rakyat NTT.
“Saya melihat tour de flores masih merupakan pemaksaan kehendak orang pusat dan mitra-nya” ungkapnya.
Karena itu, agar TdF dapat menciptakan multi efek bagi masyarakat luas perlu adanya evaluasi agar mendatangkan manfaat bagi masyarakat di lingkar pariwisata.
“Saya pikir yang pertama adalah perlu ada evaluasi publik terkait TDF tahap pertama, secara khusus terkait dengan dampaknya terhadap pengembangan destinasi wisata darat dan budaya lainnya, juga yang lebih penting adalah dampak ekonomi (psriwisata) terhadap masyarakat Flores. Apalagi ini terkait dengan dana APBD” ungkap Kris saat dikonfirmasi VoxNtt.com, Jumat (24/03/2017).
Kedua, lanjut Kris, jika tujuannya adalah untuk promosi pariwisata NTT, maka event yang sama perlu diperluas jangkauannya di daratan Timor, Sumba, Rote dan atau Alor.
Tujuannya untuk mengeksplore destinasi-destinasi wisata terbaik di seluruh NTT sekaligus mempromosikan destinasi wisata baru di wilayah-wilayah tersebut.
“Bukan hanya Flores yang terkenal di mata dunia, tetapi juga NTT secara keseluruhan, agar dengan demikian akses dan manfaat pembangunan pariwisata secara khusus ekonomi dan infrastrukturnya dapat dinikmati oleh masyarakat NTT” ungkapnya.
Selain itu Kris mengungkapkan TdF hanyalah salah satu alat agar pembangunan pariwisata NTT dapat membawa dampak signifikan bagi masyarakat.
“Masih ada alat-alat bantu lain untuk promosi pariwisata, apalagi yang dikembangkan oleh komunitas-komunitas lokal di NTT, yang lebih menjawab kebutuhan, khas, unik dan bahkan menggerakan” katanya.
TdF Pembohongan Publik?
Sebelumnya promosi wisata lewat ajang balap sepeda ini juga dikritik Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dari Partai Kebangkitan Bangsa, Yohanes Rumat.
Baca: DPRD NTT Sebut Kegiatan Tour de Flores Korbankan Rakyat
Kepada wartawan di Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Kamis (23/3/2017), Rumat menyatakan, kegiatan TdF telah mengorbankan rakyat dan diduga telah ditipu orang-orang besar.
“Saya khawatir ada upaya pembohongan publik di sini, apalagi pegiat dan pelaku pariwisata di sini tidak ada yang dilibatkan, yang muncul hanya pemerintah dan konco konco seidenya,” tukas Rumat yang juga salah satu pengusaha pariwisata NTT.
Lanjut Rumat, lucunya lagi salah satu dalil penyelenggaraan even ini yakni jalan akan diratakan.
“Memang kalau tidak ada TdF jalan tidak bisa diperhatikan? Saya kira, ini alasan hanya dicari-cari dan tidak komprehensif,” katanya.
Dia mengatakan pertanyaan seperti ini muncul karena Sail NTT sampai saat ini tidak terukur hasilnya.(Andre/VoN)