Ende, Vox NTT-Sebuah perahu cepat atau speedboat yang ditumpangi para tenaga kerja ilegal asal Indonesia nyaris tenggelam di perairan Kepulauan Riau pada akhir maret ini.
Diketahui, sebanyak 30 tenaga kerja ilegal dari berbagai daerah salah satunya warga Kabupaten Ende.
Adalah Yuliana Dha’o (29), warga Dusun 2, Desa Wewaria, Kecamatan Wewaria, Kabupaten Ende NTT.
Ia merupakan salah seorang tenaga kerja yang diketahui tidak memiliki dokumen lengkap.
Berdasarkan informasi keluarganya, Yohanes Pela bahwa, Yuliana berangkat pada awal tahun 2017.
Ia bermaksud bertemu suaminya di Malaysia yang sudah janji sebelumnya.
“Di Batam sudah tiga bulan lebih bersama keluarga disana. Lalu dia numpang dengan speedboat menuju Malaysia,” ujar Yohanes saat ditemui di Kompleks Wisma Emaus Ende, Selasa (4/4/2017).
Ia mengatakan Yuliana bersama TKI lainnya diselamatkan oleh nelayan dan TNI Angakatan Laut di Pulau Panjang, Kepulauan Riau.
“Kami keluarga berterima kasih kepada BP3TKI Tanjung Pinang yang sudah mengirim pulang saudari kami. Kami juga ucap terima kasih kepada BP3TKI NTT yang sudah membantu kami,” pungkas dia.
Sebagai anggota DPRD Kabupaten Ende, dia berharap agar masyarakat Ende bisa mengurus dokumen sebelum mencari kerja di luar negeri.
Sementara itu, Staf Perlindungan BP3TKI NTT, Yanti Arman menuturkan peristiwa tersebut awalnya terjadi bocoran pada speedboat.
Kemudian, Kapten memutuskan untuk mengambil haluan menuju Pulau Panjang. Selama tiga hari, para TKI di pulau tersebut.
“Syukur ada nelayan disitu sehingga mereka tertolong. Lalu kita minta mereka untuk pulang ke sini,” katanya.
Ia tidak menyebutkan jumlah TKI ilegal dari NTT. Hanya diketahui, satu warga Ende ditambah dengan warga Golewa Kabupaten Ngada atas nama Siprianus Kantur.
Pihaknya berharap campur tangan dari semua pihak terkhusus Pemerintah.
“Kita harap pemerintah hingga desa lebih sering lakukan sosialisasi kepada masyarakat. Mencari kerja hak semua orang tapi harus lengkapi dokumen,” tutur Yanti di Wisma Emaus Ende.
Kepulangan Yuliana ke kampung asalnya didampingi oleh pihak Koalisi Insan Peduli Migran dan Perantauan Kevikepan Ende. (Ian Bala/VoN)