Ruteng, Vox NTT- Ekspresi wajah Fransiskus Leso menunjukan rasa gembira, meski trik matahari tengah menyengat.
Cuaca panas pada Rabu siang (10/10/2018) itu, rupanya tidak menyurutkan semangat Fransiskus dan puluhan petani lainnya untuk berkumpul di bantaran sungai Wae Pesi, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai.
Mereka berkumpul untuk menyaksikan yang pertama kalinya alat pompa barsha bekerja menyedot air menuju areal pertanian warga Kampung Mondo, Desa Bajak, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai.
Fransiskus mengaku sangat senang dan berterima kasih dengan terobosan caleg DPR RI dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Marsekal Muda TNI (Purn) Robert Soter Marut.
Baca Juga: Robert Marut Ajak Warga Pertahankan Budaya Warisan Leluhur
Betapa tidak, Robert Marut menghadirkan alat pompa barsha untuk menyedot air ke lokasi pertanian warga Mondo di bantaran sungai Wae Pesi, Kecamatan Reok.
Tak pernah ada dalam benak Fransiskus sebelumnya bahwa lahan seluas empat hektare di bantaran sungai Wae Pesi bisa disulap menjadi areal pertanian.
Sudah puluhan tahun lamanya, lahan itu dibiarkan kosong tanpa diolah apapun oleh warga Mondo. Kendalanya hanya satu, yakni tak ada air meski sungai Wae Pesi yang mengalir menuju Laut Flores tak jauh dari lahan tidur tersebut.
Kehadiran alat pompa barsha oleh seorang mantan purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Udara itu bagai petir di siang bolong untuk sejumlah petani di Kampung Mondo.
Selama ini Fransiskus mengaku, ia dan para petani lainnya sudah pasrah dan tak mampu lagi mengelola lahan di bantaran sungai Wae Pesi karena ketiadaan air.
“Tentunya amat bersyukur, karena memang tidak pernah disangka bahwa ada bantuan seperti ini,” kata Fransiskus kepada VoxNtt.com di sela-sela uji coba alat pompa barsha di sungai Wae Pesi, Rabu siang.
Warga Kampung Mondo lainnya Fransiska Erlinda Setia mengaku senang dan bangga dengan sumbangan pompa barsha yang diberikan oleh Robert Soter Marut tersebut.
“Alat ini (pompa barsha) kami kaget datangnya, karena tanpa proposal. Kami sangat berterima kasih karena telah membantu mengairi lahan yang selama ini tidak diolah,” kata Linda.
Robert Soter Marut menjelaskan, alat penyedot air tersebut dikenal dengan nama pompa barsha. Pompa ini digerakan oleh tenaga air dan berputar selama 24 jam, tidak memakai energi listrik.
Robert Marut berniat membantu warga dengan pompa barsha karena ia melihat musim kering di daerah Manggarai khususnya, dan NTT umumnya cukup panjang. Sedangkan potensi air cukup besar dan mengalir langsung menuju laut tanoa ada upaya pemanfaatan.
“Lahan-lahan pertanian di samping kiri-kanan sungai tidak digarap. Oleh karena itu saya mendatangkan pompa ini dari luar negeri (Belanda),” jelasnya.
Bermodal pengalamannya di Sumba Timur yang sudah berhasil mengaliri air ke lahan pertanian warga, ia kemudian mendatangkan pompa barsha di Kampung Mondo.
Di Sumba Timur yang ia pernah sumbang, sudah tetap memanen saat musim kering. Di sana warga boleh menanam jagung, sayur-mayur, bawang dan lain-lain berkat bantuan pompa barsha oleh Robert Soter Marut.
“Saya ingin memperkenal pompa ini di Flores untuk yang pertama kali, diharapkan di kemudian hari bisa dikembangkan di tempat lain dan ini saya berikan gratis bagi pemberdayaan pertanian warga,” ujar Caleg DPR RI Dapil NTT 1 itu.
Sedangkan di Kampung Mondo sendiri yang mampu menyedot air 40 kubik perhari, Robert Marut mempercayakan JPIC SVD Ruteng untuk mendampingi para petani.
Terpisah, Koordinator JPIC SVD Ruteng Pastor Simon Suban Tukan, SVD mengaku, selama bertahun-tahun lahan pertanian di bantaran sungai Wae Pesi tersebut tidak dikelola.
“Lalu kemudian kita berpikir bagaimana cara agar lahan ini dimanfaatkan. Karenanya kita berterima kasih karena ada yang mau melihat ini dengan membantu teknologi pompa air,” kata Pastor Simon.
Dia juga menyampaikan terima kasih karena Robert Soter Marut telah mempercayai JPIC SVD sebagai lembaga yang mendampingi para petani di Kampung Mondo.
Untuk menggunakan air tersebut, kata dia, para petani bersama JPIC SVD Ruteng akan menanam tanaman hortikultura.
Penulis: Ardy Abba