Editorial, Vox NTT-Tidak bisa dipungkiri, secara keseluruhan infrastruktur di Kabupaten Manggarai Timur (Matim) selalu dikeluhkan masyarakat karena berkualitas rendah.
BACA JUGA: Baru Sebulan, Proyek Irigasi di Desa Pocong Sudah Ambruk
Faktor penyebab rendahnya kualitas infrastruktur di kabupaten ujung timur itu memang beragam.
Ada yang dibangun tidak dengan perhitungan masak. Ada yang berkualitas rendah karena kelalaian kontraktor. Ada yang karena proyek itu “dadakan” tanpa melalui perencanaan yang matang. Ada yang karena faktor bencana alam dan lain-lain.
BACA JUGA: Inspektorat Matim: Persoalan PLTMH di Paan Waru Bisa ke Ranah Hukum
Kualitas infrastruktur jalan, misalnya, tak jarang dikeluhkan masyarakat di berbagai tempat di Matim. Rata-rata keluhannya sama, yakni secara kasat mata tampak berkualitas rendah.
Akhir-akhir ini, VoxNtt.com salah satu media massa yang getol mewartakan keluhan masyarakat terkait jalan aspal yang bermutu rendah di kabupaten yang dimekarkan dari Manggarai itu.
BACA JUGA: Proyek Rabat Beton di Desa Komba Diduga Dikerjakan Asal Jadi
Temuannya macam-macam. Ada yang belum sebulan selesai dikerjakan, namun aspal sudah terkupas dari badan jalan. Hal ini terjadi dikarenakan kurangnya ikatan antara lapisan bawah jalan dan lapisan permukaan.
BACA JUGA: Proyek Air Minum Rp 8 Miliar di Matim Mubazir
Ada pula yang aspalnya cepat rusak air masuk ke badan jalan. Hal itu diakibatkan karena got tak dikerjakan dengan baik.
Selain itu, belum sempat berulang tahun aspal jalan mengalami keretakan hebat di beberapa titik. Apalagi jika sering dilalui kendaraan berat, aspal jalan yang bermutu rendah tersebut pasti mengalami perubahan bentuk (deformasi).
BACA JUGA: Ada Proyek “Jadi-jadian” di Lapangan Sepak Bola Mukun
Peran Media Massa
VoxNtt.com sebagai portal berita online yang berpusat di Nusa Tenggara Timur (NTT) akhir-akhir ini selalu getol mewartakan rendahnya kualitas infraktruktur jalan, terutama di Kabupaten Matim.
Media ini menyadari buruknya kualitas pembangunan aspal jalan di Matim acapkali mengoyak hati warga.
BACA JUGA: Kerusakan Proyek Jalan Kembur-Nceang Belum Diperbaiki Kontraktor
Kerusakan aspal jalan yang baru saja dikerjakan selalu saja menambah deretan penderitaan masyarakat.
Padahal, di balik pembangunan aspal tentu saja ada asa yang terpendam di hati masyarakat akar rumput, terutama memperlancar mobilisasi ekonomi.
Selain mimpi memudahkan akses ekonomi mereka tercapai, warga juga mengharapkan umur teknis aspal jalan bisa bertahan lama (durabilty).
BACA JUGA: Proyek Air di Lonto Ulu Diduga Milik Oknum DPRD Matim
Masyarakat akar rumput juga mendambakan perhatian serius pemerintah di bidang infrastruktur jalan raya.
Karena itu, VoxNtt.com mengambil perspketif logis bahwa keseriusan tersebut tentu saja harus diejawantakan tidak hanya sekadar persoalan anggaran semata, namun di balik pembangunan aspal jalan wajib berdampak di sektor infrastruktur dasar lainnya.
Masyarakat Matim menyadari betul bahwa betapa infrastruktur jalan berperan penting dalam kemajuan ekonomi mereka.
BACA JUGA: Proyek Mubazir, Dinas PUPR Matim Diminta Bertanggung Jawab
Kualitas jalan yang baik, salah satu aspek yang bisa membuat masyarakat keluar dari kemisikinan dan keterbelakangannya.
Selama ini, dalam catatan media online VoxNtt.com, ada yang banyak kasus kualitas aspal jalan rendah yang setelah diberitakan langsung diperbaiki kontraktor.
BACA JUGA: DPRD: 90 Persen Proyek Fisik di Matim Berkualitas Buruk
Sebut saja, misalnya, berkali-kali diberitakan karena kualitas rendah, proyek jalan Watu Ci’e-Pocong di Kecamatan Poco Ranaka langsung diperbaiki kontraktor.
Tembok penahanan tanah (TPT) di jembatan Wae Laing di Kecamatan Lamba Leda yang berkali-kali diberitakan langsung diperbaik kontraktor, dan lain-lain.
BACA JUGA: Proyek Aspal Jalan Cabang Colol-Benteng Jawa Diduga Siluman
Sikap dan peran media memang sangat dibutuhkan sebagai alat kontrol kebijakan pemerintah. Dalam konteks perburuan rendahnya kualitas infrastruktur, media massa sesuai genrenya haruslah berperan dengan muara sebagai alat perubahan dan pembaharuan kehidupan sosial-masyarakat.
Bayangkan, jika tidak ada media massa yang memberitakan rendahnya kualitas infrastruktur, maka pasti pemerintah belum menganggap itu sebagai sebuah masalah.
Penulis: Ardy Abba