Sikka, Vox NTT-Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero meluncurkan biro Pusat Layanan Bahasa (PLB).
PLB tersebut diresmikan oleh bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo pada Selasa (5/3/2019) di depan Laboratorium Bahasa Heinz Mundhenke STFK Ledalero. Biro baru tersebut dibaptis dengan nama Pusat Layanan Bahasa STFK Ledalero.
PLB tersebut tidak hanya menyediakan program bagi para peserta didik di STFK Ledalero tetapi juga menyediakan program yang bisa dinikmati oleh masyarakat umum.
Pelayanan demikian juga diberikan untuk meningkatkan kompetensi para peserta didik dan masyarakat umum dalam persaingan di pasar tenaga kerja yang semakin kompetitif.
Lukas Jua, SVD selaku provinsial SVD Ende menggarisbawahi pentingnya penguasaan bahasa Inggris oleh masyarakat umum di era ekonomi perdagangan bebas, seperti Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Dalam era MEA ini, tenaga kerja dari Indonesia, seperti bidan, dokter dan perawat, bisa pergi bekerja kemana-mana ke berbagai negara ASEAN.
Karena itu, PLB ini juga dimaksudkan untuk menghasilkan tamatan-tamatan yang mampu bersaing di tingkat regional dan internasional.
“Salah satu konsekuensinya dalam pasar kerja, baik dokter, bidan, perawat dan sarjana lainnya, bisa kemana-mana dalam negara-negara ASEAN. Penguasaan bahasa Inggris ini menjadi salah satu persyaratan utama dalam persaingan di pasar tenaga kerja era MEA ini ”, jelas Lukas.
Hal ini dibenarkan pula oleh Bupati Sikka, Roby Idong yang menyatakan bahwa tenaga kerja Indonesia selalu kalah dalam persaingan di kawasan industri Asia Pasifik dan ASEAN.
“Kita dikasih pekerjaan yang tidak ada hubungan dengan soal bahasa. Kita dikasih pekerjaan yang hanya mengandalkan fisik semata. Hal ini tidak lain karena kita lemah dalam soal bahasa,” kata Roby.
Lukas, pada bagian lain, juga menambahkan sebagai bagian dari STFK Ledalero, PLB ini akan melakukan tugas mengabdi kepada masyarakat.
Layanan-layanan kepada masyarakat umum akan diberikan berupa kursus bahasa Inggris sehingga masyarakat bisa terbantu untuk lebih maju dalam bahasa Inggris.
Program-program
Terkait program yang ditawarkan oleh PLB kepada masyarakat umum, P. Maximus Manu, SVD selaku kepala PLB tersebut menjelaskan beberapa program yang bisa dinikmati oleh masyarakat umum.
Beberapa program tersebut misalnya pengembangan kompetensi bahasa, pelatihan kompetensi bahasa baik untuk tujuan khusus dan untuk komunikasi internasional dan melayani pengujian kompetensi bahasa.
Selain itu, disediakan layanan penerjemahan dokumen-dokumen resmi dari bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris maupun sebaliknya, juga disediakan layanan penerjemahan dari dan ke bahasa asing lainnya sesuai dengan tenaga yang disiapkan oleh PLB STFK Ledalero.
Khusus untuk pelayanan pengujian kompetensi bahasa, tambah Maxi, sejak oktober 2018 atas nama sekolah telah ditandatangani kesepakatan tertulis MoU dengan One Stop English Education (OSEE) and Indonesian International Education Foundation (IIEF) sehingga STFK Ledalero secara resmi bisa menjadi tempat penyelenggaraan tes TOEFL-ITP yang resmi dari ETS (Educational Testing Service).
Sejauh ini, tes TOEFL-ITP sudah diselenggarakan sebanyak tiga kali, yakni Oktober, November 2018 dan Januari 2019. Tes keempat akan diadakan pada 22 Maret 2019 ini.
Untuk pelayanan pelatihan kompetensi bahasa, PLB STFK Ledalero menyediakan pelatihan dan kursus persiapan tes TOEFL.
Untuk pelatihan kompetensi bahasa, akan dibuka dua jenis program. Pertama, pelatihan bahasa Inggris untuk tujuan khusus seperti kursus bahasa Inggris untuk institusi (speaking class) yang bisa diakses oleh institusi umum dan english proficiency course yang disediakan bagi mahasiswa.
Kedua, pelatihan bahasa Inggris untuk komunikasi internasional. Ada berbagai kegiatan yang akan dijalankan seperti english coffe bagi para mahasiswa dan mahasiswi dan program speaking class yang akan diberikan untuk lembaga atau institusi tertentu.
Untuk program speaking class ini, BANK NTT merupakan institusi pertama yang mengirim 60 pegawainya untuk mengadakan kegiatan speaking class yang akan diadakan pada Jumat 8 Maret 2019.
Kehadiran PLB STFK Ledalero ini disambut baik oleh pemerintah kabupaten Sikka. Tidak hanya itu, secara pribadi, Bupati Sikka juga mengimpikan adanya kampung Inggris persis seperti kampung Inggris Pare yang terdapat di Jawa.
Berbicara bahasa Inggris sehari-hari selain untuk meningkatkan kompetensi berabahasa tetapi juga dapat mengubah pola pikir dan cara hidup para pengguna, demikian ungkapnya.
Orang yang belajar bahasa Inggris pasti dengan sendirinya akan mengenal budaya orang-orang Eropa, terutama dalam soal menghargai waktu, efisiensi, disiplin dan menepati janji.
Kontributor: Arsen Jemarut
Editor: Irvan K