Borong, Vox NTT-Anak usia dini di desa Watu Lanur, kecamatan Poco Ranaka, Manggarai Timur akhirnya dapat mengenyam pendidikan melalui pendirian lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) Watu Lanur.
PAUD yang dibangun menggunakan anggaran dana desa tahun anggaran 2018 itu telah beroperasi sejak 22 Juli 2019 lalu, dengan jumlah peserta didik terdata sebanyak 36 anak.
Kepala Desa Watu Lanur, Petrus C. Radison mengaku legah dengan mulai beroperasinya PAUD Watu Lanur.
Baginya, PAUD Watu Lanur merupakan wujud nyata keberpihakan pemerintah desa pada pendidikan anak usia dini di desanya.
“Pembangunan PAUD selalu menjadi usulan dari tahun ke tahun. Kita baru merealisasikannya pada tahun ini. Kami menyadari, pembangunan PAUD memerlukan persiapan yang matang dengan anggaran yang tidak sedikit. Namun kerja sama semua pihak telah berhasil merealisasikan harapan masyarakat Watu Lanur pada lembaga pendidikan ini” ungkap Petrus.
Lebih lanjut, kepada desa yang telah menjabat 2 periode tersebut mengakui bahwa pihaknya masih membutuhkan kerja ekstra untuk terus mengembangkan PAUD Watu Lanur agar menjadi lembaga pendidikan yang berkualitas.
“Pada dasarnya, saya bukanlah orang pendidikan yang paham akan filosofi terbentuknya PAUD. Tetapi bagi saya, anak-anak harus terbiasa dengan sekolah. Itu dulu, yang lain-lain menurut saya pastinya mengikuti sesuai dengan arahan pengelolah PAUD” tuturnya.
Kades Petrus pun berharap, pengelolaan PAUD kedepannya akan menjadi tanggung jawab semua pihak, sehingga lembaga ini dapat terus bertahan dan berkembang, dan menjadi rujukan sebagai persemaian calon peserta didik pada tingkatan Sekolah Dasar.
“Kita terus mendorong para pengelola PAUD untuk memperhatikan administrasi PAUD secara serius, sehingga kedepannya, PAUD Watu Lanur akan terdaftar secara resmi, baik pada tingkatan lokal maupun nasional” tuturnya.
Senada dengan Petrus, Kepala pengelola PAUD Watu Lanur, Petrus Janur, mengatakan bahwa pihaknya tengah memperjuangkan segala bentuk syarat legalitas PAUD agar dapat terdata secara resmi.
Baginya, dana desa saja tidak cukup untuk membiayai operasionalisasi PAUD, sehingga legalitas menjadi kebutuhan mendesak agar PAUD yang dikelolanya itu mampu memperoleh sumber anggaran lain.
“Di tahun pertama ini memang kita tengah memperjuangkan syarat legalitas PAUD agar terdaftar secara resmi di dinas. Walaupun ini PAUD milik desa tapi sebagai pengelolah bagi kami ini tidaklah cukup untuk membiayai segala macam bentuk operasionalisasi PAUD. Kita sangat mengharapkan PAUD memperoleh sumber lain yang sah. Mengantisipasi itu juga maka kita lagi mencari operator PAUD yang memang fokus pada kepengurusan administrasi ataupun keuangan. Sehingga urusan adminitrasi kedinasan seperti di atas bisa diatasi” jelas Janur.
Sekalipun demikian, salah satu staf pengajar PAUD Watu Lanur, Yustianti Memes, mengaku bahwa pengelolaan PAUD di tahun pertama memang memiliki banyak kendala terutama berkaitan dengan sarana dan prasarana. Akan tetapi, Yustianti mengaku optimis dengan dukungan pemerintah desa dan semua pihak. PAUD akan beroperasi dengan baik kedepannya.
“Banyak kendala yang kita alami, namun bagi kami ini biasa. Toh semuanya harus dimulai dari awal layaknya anak-anak harus merangkak dulu baru berjalan, begitu pun dengan Fasilitas PAUD. Intinya komitmen Pemerintah Desa sudah ada dalam memenuhi hal-hal yang kurang itu“ ungkapnya.
Kehadiran PAUD membantu SD
Kepala Sekolah SDI Watu Lanur, Adrianus Diyanto mengaku sangat senang dengan kehadiran PAUD Watu Lanur. Kehadiran PAUD Watu Lanur, bagi Adrianus, akan membantu pendidikan di tingkatan sekolah dasar, baik dari sisi data peserta didik maupun persiapan masuk sekolah dasar.
“Kami sangat senang dengan kehadiran PAUD karena nantinya memudahkan kami dalam kepengurusan data dan kemajuan anak-anak dalam bidang Akademik“ ungkap Adrianus.
Sekalipun demikian, Adrianus mengaku bahwa para pengelola PAUD harus bekerja ekstra untuk menyediakan data yang valid jika nantinya telah terdaftar secara resmi. Sebab, data peserta didik PAUD nantinya akan menjadi patokan bagi data pemerimaan siswa tingkat sekolah dasar.
“Kami berharap pengelolah PAUD bekerja ekstra dalam hal menyediakan data yang Valid. Biasanya jika sudah mempunyai NPSN PAUD maka data akan diorganisir. Ini yang akan menjadi patokan kami nanti dalam penerimaan siswa baru di tingkat Sekolah dasar“ tuturnya. (VoN).