Labuan Bajo, Vox NTT- Owner Operation of Tree Group Holding Matheus Siagian hadir sebagai panelis dalam Forum Negara Kepulauan dan Pulau (Archipelagic and Island States-AIS) di Manado, Sulawesi Utara, Rabu (30/10/2019).
Dalam materinya di hadapan forum 1000 startup digital itu, ia lebih banyak berbagi pengalaman saat pertama kali merintis usahanya di Labuan Bajo-Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Matheus mengaku sudah berada di Labuan Bajo lebih dari 10 tahun. Sejak usahanya berkembang di Labuan Bajo, Matheus mulai melirik usaha-usaha lainnya.
Usahanya berawal dari restoran, kemudian merambah ke hotel, hostel, koperasi, dan bisnis komoditi.
“Angin membantu saya untuk melihat peluang-peluang apa di investasi yang bagus, yang mempunya impact,” kisah pemilik Restoran Tree Top Labuan Bajo di hadapan forum tersebut.
Di Labuan Bajo, Matheus mengaku telah belajar banyak untuk mengembangkan usaha dan investasinya. Usaha dan investasinya itu berpijak pada prinsip ramah lingkungan.
Sebab, ia percaya usaha dan investasinya dapat bertahan jika memperhatikan aspek lingkungannya.
Matheus mengaku beruntung mendapatkan mentor bisnis yang ia nilai cukup bagus. Sebab, pada awal-awal memulai bisnisnya di Labuan Bajo mentornya selalu membimbing dia dalam membuka peluang investasi.
Untuk diketahui, forum AIS tersebut dikoordinasikan oleh Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi. Kegiatan dimulai tanggal 30 Oktober-1 November 2019 di Manado, Sulawesi Utara.
Penyelenggaraan forum AIS kali ini dikabarkan agak berbeda dengan tahun 2018 lalu.
Tahun ini Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) juga menyelenggarakan forum 1000 Startup Digital bertajuk “Ignite the Blue” pada Hari Rabu, 30 Oktober 2019.
Kegiatan ini digelar di sela-sela pertemuan tingkat pejabat tinggi dan pertemuan tingkat menteri AIS Forum.
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan hadir dalam kegiatan tersebut.
“Saya dari Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi tentunya juga akan selalu mendukung secara maksimal perkembangan startup di Indonesia dan mendorong pembentukan startup yang terkait sektor Kemaritiman,” ujarnya di Kawasan Megamas, Manado, Rabu (30/10/2019).
Menurut Menko Luhut dengan semakin banyaknya startup Kemaritiman, di masa mendatang potensi sektor maritim yang besar juga akan ikut berkembang.
Konsep acara tersebut adalah untuk memberikan peluang berbagi pengetahuan dan pengalaman di antara komunitas digital. Sehingga diharapkan mereka dapat semakin maju dan berkembang.
Selain adanya event 1000 Startup Digital, dalam rangkaian pertemuan AIS Forum, juga digelar beberapa even lain secara parallel.
Itu di antaranya seminar tentang Blue Economy, workshop tentang pariwisata kelautan berkelanjutan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta sharing pengalaman dari berbagai usaha rintisan (startup), serta kegiatan bersih pantai Karangria oleh 300 pegawai seluruh satuan kerja di Pemprov Sulawesi Utara, pelajar dan komunitas masyarakat.
Tak hanya itu, sebelum dan sesudah event utama pada tanggal 30 Oktober-1 November 2019, pemerintah juga menggelar kegiatan lain.
Kegiatan itu yakni pelatihan manajemen ekowisata oleh Kemlu yang digelar pada tanggal 25-26 Oktober 2019, seminar tentang tantangan terhadap terumbu karang, perikanan serta ketahanan pangan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tanggal 29 Oktober 2019, serta Manado Startup Weekend pada tanggal 1-3 November 2019.
Selain itu, juga diadakan pameran berbagai produk bertema Smart and Innovative Solution dalam kerangka AIS Forum. Pameran menghadirkan 70 exhibitor dan dihadiri lebih dari 2000 pengunjung.
Terpisah, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan, secara umum, isu yang dibahas di dalam forum AIS SBS 2019 ini antara lain penanganan dampak perubahan iklim, penanganan sampah plastik laut, ekowisata dan pengelolaan laut berkelanjutan.
“Tapi forum ini tidak hanya didesain untuk mempertemukan antar lembaga pemerintah, namun juga mengkolaborasikan antara investor dengan pengusaha rintisan digital, pegiat lingkungan serta akademisi,” ujarnya.
Terpenting, tambah Deputi Purbaya, AIS SBS 2019 bertujuan untuk menghasilkan solusi-solusi cerdas dan inovatif dalam menghadapi tantangan yang dialami oleh negara-negara peserta AIS.
Sebagai informasi, telah ada 23 delegasi dari Bahrain, Fiji, Komoro, Papua Nugini, Guinnea Bissau, Irlandia, Jamaica, Jepang, Kiribati, Madagascar, Maladewa, Malta, Marshall Island, Palau, Filipina, Samoa, Seychelles, Srilanka, Saint Kitss and Navis, Timor Leste, Tonga, Papua Nugini yang memastikan hadir.
Dari kedua puluh tiga negara tersebut, empat delegasi di antaranya yakni Maladewa, PNG, Timor Leste, Guinnea Bissau dipimpin oleh menteri pariwisata negara masing-masing. Sementara itu, jumlah peserta yang hadir mencapai ratusan orang.
Penulis: Ardy Abba