Atambua, Vox NTT-Hingga pertengahan Februari 2020, sesuai data di Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Belu, sudah 570 ekor babi yang mati.
Jumlah ini belum termasuk kematian babi yang tidak dilaporkan masyarakat kepada pihak terkait, seperti penyuluh peternakan atau Dinas Peternakan Kabupaten Belu.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Belu, Nikolaus Umbu K. Birri ketika dikonfirmasi VoxNtt.com melalui pesan Watsappnya, Senin (24/02/2020).
Nikolaus menjelaskan, kematian ratusan ekor ternak babi itu belum diketahui persis penyebabnya.
Baca Juga: Ratusan Ekor Babi di Timor Mati, Diduga Akibat Diserang Virus ASF
Pasalanya, saat ini Disnak Kabupaten Belu sementara menunggu hasil uji laboratorium dari BB Vet di Medan, Sumatera Utara dimana pada dua pekan lalu, pihaknya telah terlebih dahulu mengirim sampel organ babi yang mati.
“Pemda Belu melalui Dinas Peternakan telah melakukan pemeriksaan atas gejala klinis terhadap ternak yang terserang virus mematikan itu. Hanya saja, hingga kini belum diketahui secara pasti penyakit yang menyerang ternak babi di Belu, sehingga kita belum bisa memastikan jenis virus apa yang menyerang babi di Belu bahkan di seluruh Timor Barat,” terang Nikolaus.
Disampaikannya, dari total 570 ekor babi mati yang dilaporkan, terdapat paling banyak terjadi di tiga kecamatan yakni, Kecamatan Atambua Selatan sebannyak 120 ekor, Atambua Barat 69 ekor dan Kecamatan Lasiolat 80 ekor dan selebihnya tersebar di sembilan kecamatan lainnya.
Jumlah ini belum termasuk kematian yang tidak dilaporkan.
Menyikapi fenomena matinya ratusan ekor babi, Disnak Belu mengambil sejumlah langkah sigap seperti, melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap babi milik masyarakat yang masih sehat dan memberikan vaksin pencegahan.
Selain itu, masyarakat pemilik ternak babi juga diminta untuk memperhatikan kesehatan babi peliharaannya dengan menjaga kualitas pakan serta sanitasi kandang harus disteril.
Baca Juga: Virus Aneh Serang Babi di Malaka
Ia juga meminta agar apabila ada babi milik masyarakat yang terserang virus dan mati, hendaknya dagingnya jangan dimakan tapi untuk mencegah bertambahnya jumlah kematian babi, babi yang sudah mati sebaiknya dikuburkan.
Selain itu, sebagai langkah antispasi agar tidak terus bertambah angka kematian babi di Belu, Dinas Peternakan telah menyiapkan draft instruksi Bupati Belu untuk mengimbau masyarakat Kabupaten Belu agar ikut berperan aktif mengatasi virus mematikan, yang sudah memakan korban ratusan ekor babi.
Langkah yang sudah diambil lewat kebijakan Bupati dengan surat edaran kedua untuk para camat dan Kades/Lurah yang isinya melarang masuk atau keluar babi dari dan ke Kabupaten Belu serta larangan masuk keluar babi antar-Desa/Kelurahan.
“Selain itu, masyarakat diminta untuk perketat Biosecurity ternak babi yang masih sehat dan penyemprotan desinfektan pada kandang dan ternak babi”,tutup Nokolaus.
Penulis: Marcel Manek
Editor: Boni J