Kupang, Vox NTT – Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Kupang Ahmad Atang mengatakan, media massa memiliki peran strategis dalam menyampaikan informasi terkait penanganan virus corona atau Covid-19.
Menurut Ahmad, media massa dapat menciptakan suasana aman. Dia juga bisa membuat publik panik dan resah melalui isi berita yang disajikan.
Sepanjang kasus covid-19 merebak, ujar dia, semua media massa, baik cetak, elektronik maupun media online ramai memberitakan dengan versi dan sumber yang berbeda.
“Baik informasi yang valid maupun yang hoaks, sehingga publik menjadi resah dan tenang sangat dipengaruhi oleh bentukan media,” pungkas Ahmad kata Ahmad Atang saat dihubungi VoxNtt.com melalui pesan WhatsApp, Senin (06/04/2020).
Karena itu lanjut Ahmad, pemerintah perlu ada kebijakan agar media lebih arif dalam pemberitaan terkait Covid-19.
Menurut dia, selama ini pemerintah hanya sebatas mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh pemberitaan media massa. Begitu juga media massa diharapkan menyajikan berita yang tidak provokatif.
Hal ini menunjukan bahwa negara tidak akan campur tangan terhadap kerja media massa. Sebab media massa memiliki kode etik tersendiri.
“Oleh karena itu, menurut saya, tidak perlu ada kebijakan khusus yang mengatur insan pers dalam membuat berita terkait covid-19,” ujar Ahmad.
Kata dia, wartawan sebagai insan pers memiliki kepekaan sosial dan politik, sehingga dalam membuat berita selalu dibingkai oleh nilai-nilai etik yang dimiliki.
“Di sini wartawan memiliki kesadaran moral untuk membantu pemerintah dalam membangun optimisme publik dalam menghadapi ancaman Covid-19,” ujarnya.
Ia menegaskan, media massa yang dipercaya akan menjadi preferensi publik. Jika tidak, maka dia akan ditinggal pembaca.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba