Ruteng, Vox NTT-Direktur Perumda Air Minum Tirta Komodo Manggarai Klemens Man mengatakan, macetnya air di Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai dipengaruhi oleh usia jaringan.
Untuk itu, dalam mengatasi persoalan macetnya air maka diperlukan perbaikan jaringan. Hingga kini, perbaikan jaringan air untuk Kota Ruteng, jelas Klemens, baru mencapai 50 persen.
“Perbaikan sekarang kalau untuk Kota Ruteng itu baru 50 persen jaringannya. Kita tahu jaringannya bangun tahun (19)76. Kalau kita tarik, sekarang tahun 2021. Berapa puluh tahun sudah itu? Itu faktor teknis sangat menentukan dari sisi usia jaringan. Ini PR ke depan yang harus diselesaikan,” jelas Klemens, Senin (01/02/2021) siang.
Selain itu, persoalan lain yang turut memengaruhi macetnya air adalah karena situasi yang melanda wilayah Kabupaten Manggarai. Ia menjelaskan bahwa curah hujan tinggi yang terjadi di Manggarai berdampak pada longsor.
Ia mengambil contoh seperti yang terjadi di Tuke Nikit. Beberapa hari yang lalu lokasi itu terjadi banjir sehingga membuat pipa air menjadi putus. Padahal pipa itu merupakan pipa aliran air bagi warga Cancar dan sekitarnya di Kecamatan Ruteng.
Selain itu, daerah lain yang mengalami kemacetan air yakni terjadi di Reo. Beberapa hari yang lalu, wilayah Reo juga dilanda banjir. Situasi itu membuat aliran air menjadi terhambat.
“Di sana juga terjadi banjir besar karena pipa kita itu menyebrang kali Wae Kokak. Kalaupun kita sudah tanam satu meter kebawah. Namanya banjir ya harus kita terima itu sebagai fakta. Kita tidak bisa mempermasalahkan alam. Pasti kita perbaiki lagi,” jelasnya.
Selain kedua daerah tersebut, Klemens juga mengakui bahwa wilayah Iteng Kecamatan Satar Mese juga mengalami kendala air bersih.
Ia mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih memikirkan langkah terbaik untuk memecahkan persoalan air bersih tersebut. Hal itu karena orang yang masuk ke kali Gonggang harus menempel di tebing.
“Lalu di Iteng, air dari Wae Ganggong menuju Iteng. Itu juga. Tidak ada cara lain karena pipa yang masuk nempel di tebing. Ini juga harus dipikirkan kira-kira teknologi apa nanti yang masuk kesitu supaya itu aman,” katanya.
“Lalu di Cibal yang di Golo Nggorong itu longsor lagi tadi malam. Sapu lagi itu pipa. Itu fenomena alam dan itu fakta. Sekarang sudah dikerjakan. Keluhan-keluhan seperti ini adalah masalah klasik. Petugas kita juga siap 24 jam. Begitu ada kasus, petugas langsung ke tempat kejadian,” ujarnya.
Terhadap situasi itu, ia sangat mengharapkan agar masyarakat bersabar menanti perbaikan yang dilakukan oleh petugas dari PDAM Tirta Komodo.
Penulis: Igen Padur
Editor: Ardy Abba