Kupang, VodxNtt.com-Tokoh Katolik dan politisi senior Senayan, DR. Benny K Harman, ikut merenungkan kisah sengsara dan kebangkitan Tuhan Yesus.
Menurut pria yang biasa disapa BKH itu, Yesus adalah tokoh yang sangat radikal di zamannya. Dia melawan tradisi kesewenang-wenangan penguasa yang membelenggu kebebasan umat-Nya.
“Atas konsistensi sikap-Nya itu, Ia rela disiksa, didera, dicemeti, dan dipaku di kayu salib hingga wafat,” tulis jebolan Seminar Pius XII Kisol ini di laman Twitternya.
Dalam perannya sebagai anggota DPR RI, BKH mengaku selalu menghidupi spiritualitas Yesus dalam dinamika politik.
Ia memang selalu tampil garang dalam mengeritisi kebijakan pemerintah dan getol menyuarakan semangat anti-korupsi. Tak jarang ia kerap dicaci-maki, dibully bahkan dihina oleh buzzer media sosial. Meski demikian Benny mengaku tidak pernah takut apalagi ciut selama yang ia perjuangkan adalah kebenaran.
Menurut dia, salah satu hikmah penting dalam peristiwa Jumat Agung ialah jangan seperti Pilatus yang cuci tangan, tidak berani mengatakan dan membela kebenaran karena takut kehilangan kedudukan dan jabatan.
Dalam merenungkan peristiwa kebangkitan, Benny melihat salah satu semangat yang patut diteladani yakni Yesus berani keluar dari zona nyaman.
“Penguasa di semua lini dan tingkatan harus berani ke luar dari zona nyaman, berani merombak tatanan sosial dan tradisi yang telah sekian lama mengungkung kehidupan rakyat,” ungkap kepada VoxNtt.com, Minggu, 4 April 2021.
Ia juga menyarankan para penguasa dan politisi untuk berhenti menyenangkan rakyat dengan mengumbar janji yang tidak realistis.
“Mulailah bekerja nyata, small but beatiful,” pintanya.
Menurut Benny, para pemimpin baik informal maupun formal di masyarakat, hendaknya menyalakan lilin, mengajak masyarakatnya, mencerahkan rakyatnya agar bergegas ke luar dari dalam “gua” yang sempit dan gelap. Rakyat, kata Benny harus diyakinkan bahwa ada kehidupan baru yang lebih baik di luar gua.
Terakhir, ia mengajak para politisi untuk lantang menyuarakan kebenaran, mengkritik kekuasaan yang arogan dengan meninggalkan rakyat yang menjadi sumber kekuasaan yang ada padanya.
“Jangan takut mengatakan kebenaran demi mempertahankan kekuasaan dan kedudukan. Dan jangan memanipulasi dukungan rakyat seperti kisah Pilatus dalam narasi sengsara Yesus Kristus. Itulah makna dan pesan paskah tahun ini. Setidaknya bagi saya dan saya berharap bagi semua orang/politisi/penguasa yang berkehendak baik,” pintanya. (VoN).