*Sajak Yohanes Boli Jawang
Yohanes Pembaptis dan Herodes
Yohanes Pembaptis,
Dia tegas, pemberani tapi juga rendah hati,
“Membuka tali kasut-Mu pun aku tidak layak”
Saat itu di sungai Yordan,
Alam menjadi saksi,
Dan Tuhan pun melihat,
Kali ini Yohanes diam,
Dikekang oleh jeruji,
***
Dari kursi yang megah,
Herodes berdandan mewah,
Namun,
Dalam kemegahannya,
Herodes takut, cemas, gelisah, bahkan gengsi
Sehingga
Yohanes Pembaptis harus mati
Demi sebuah alasan yang sepeleh,
Di talam kepala Yohanes disimpan,
Tubuhnya tergeletak,
Dan darahnya mengairi bumi,
***
Ah, masakan Herodes sebegitu takutnya?
Sedangkan Yohanes tidak bermaksud apa-apa,
Yohanes hanya melaksanakan apa yang harus ia laksanakan
***
“Yohanes adalah Nabi besar dari semua nabi yang pernah dilahirkan”
Demikian kata Yesus,
Akhir Pekan, 31/07/2021
Kisah yang Selalu Terkenang
Untukmu yang t’lah tiada
Ada kisah yang selalu mengingat tentangmu,
***
Di dekat tungku aku menanti
Asap terus mengepul
Perlahan kayu sudah berubah jadi arang,
Jagung sudah menguning,
Dengan tangan tak beralas,
Kau jaga hingga usai,
***
Katamu adalah pesan
Masih tentang waktu itu,
Tak ada yang lebih istimewa
Segelas kopi hangat dan jagung titi
Hangat membuka pagi penuh harap
***
Ada pesan dalam candamu,
Tentng sebuah perjuangan
Tentang bagaimana harus bangkit dari kegagalan,
Tentang cinta dan kebaikanmu,
Ku tulis selalu untuk mengenangmu berdua,
Ada rindu dalam doa untukmu berdua opa dan oma,
Cinta adalah Manifestasi dari Hidup (Erich Fromm)
Salahkah bila mencintai?
Ya…
Kadang cinta sering menjadi persoalan,
Tapi apakah mencinta itu salah?
Ataukah dicintai itu salah?
Mencintai dan dicintai itu tidak pernah salah,
Cinta adalah hidup itu sendiri,
Mengungkapkan cinta adalah suatu keharusan tanpa harus menyangkal,
Tapi menyalahkan cinta itu adalah sebuah kesalahan,
Katanya cinta mengganggu.
Akh, cinta tak pernah menganggu,
Cinta selalu memberi makna,
#Pemulung Kata
Kita Pernah Bersama,
Terhitung dua tahun,
Untuk waktu yang sudah terlalu lama,
Aku datang dengan tak mengetahui apa-apa,
Di balik jeruji juga tembok yang membatas,
Saat itu, kami datang pertama,
Sebagai pemula,
***
Sebuah buku,
Bersanding salib khas,
Membuka rangkaian kisah,
***
Di kelas,
Buku-buku usang juga masih ada,
Hari demi hari,
Rapi tersusun,
Dan kami menemani dengan catatan harian kami.
***
Ada kesempatan bersantai,
Masih ada banyak ceirta di balik tembok,
Jeruji terpampang di depan jalan,
***
Ora et labora,
Ya demikian,
Ada juga silentia,
***
Aku sematkan terimaksihku diantara semuanya,
Tak ada lupa diantara kisah,
Imitatio,
Menatap di balik jendela,
Ada kisah di balik tembok,
Adakah yang lain di antara kita?
Ini tentang apa yang sudah pernah ada,
Tapi akan terus ada,
Kasih,
Ya…itu atas dasar kasih,
Ku tidak ingin menipu realita,
Dengan ekspektasi yang semu,
Ungkapkan pada realita,
Apa yang seharusnya,
#Pemulung Kata