Ruteng, Vox NTT- Mahasiswa Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng meluncurkan usaha di bidang Tour dan Digital di Aula Gedung Utama Lantai V, Kamis (09/12/2021) sore.
Mahasiswa tersebut masing-masing; Yolanda Baus, Yohanes Tresno Kurnianto, dan Yosef Kavaso Pratama Jaya. Ketiganya merupakan mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Unika Ruteng.
Kegiatan peluncuran itu dihadiri oleh Wakil Rektor III Pastor Inosensius Sutam, Wakil Rektor II Marsel Ruben Payong dan Pastor Ignasius Loy Semana serta beberapa perwakilan dari Himpunan Pramuwisata Indonesia Cabang Manggarai dan beberapa Mahasiswa aktif program studi (Prodi) Bahasa Inggris.
Dalam sambutannya, Marsel Ruben Payong menyampaikan rasa bangganya atas capaian yang berhasil diukir oleh tiga mahasiswa Unika Ruteng.
“Suatu kebanggaan bagi kami baik saya sebagai pembimbing maupun pembina di lembaga ini bahwa program-program PKM sudah pelan-pelan menunjukkan hasil. Saya kira buahnya kita saksikan sore hari ini. Bahwa salah satu tujuan dari PKM yakni untuk mendorong, memicu spirit-spirit wirausaha mahasiswa,” kata Marsel.
Ia menambahkan, tantangan dunia ke depan semakin kompleks. Mahasiswa diperhadapkan dengan persaingan-persaingan yang ketat karena dituntut punya skill. Di lain pihak, persediaan di sektor formal pun terbatas.
“Karena tantangan kita kedepan terutama di era disrupsi ini sangat kompetitif. Bersaing dengan orang-orang yang punya skill, punya kemampuan-kemampuan kompetisi, bisa membaca peluang dan bisa bertahan. Kita tidak hanya berpaku pada sektor-sektor formal, keterserapan dunia kerja kita untuk sektor-sektor formal terbatas. Maka para mahasiswa sejak berada dalam dunia pendidikan itu sudah mulai berpikir lain,” tambahnya.
Marsel menjelaskan, pilihan dari ketiga mahasiswa yang mengembangkan usaha sambil kuliah tersebut sejalan dengan program yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Mas Nadiem Makarim sudah menggagas program PKM yang diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan perguruan tinggi salah satunya mahasiswa bisa mengikuti kuliah sambil berwirausaha. Inilah saya kira momen yang penting dan menarik dari peristiwa kita sore hari ini,” ujarnya.
Namun demikian, bergelut di dunia usaha menurut Marsel memiliki tantangan tersendiri. Entah itu tantangan internal maupun tantangan eksternal. Tantangan internal menurut Marsel, yakni ada pada sikap gengsi.
“Banyak pengangguran yang disebabkan hanya karena gengsi. Oleh karena itu, kalau anda ingin maju maka Anda harus tinggalkan gengsi. Harus berani keluar dari ego, harus keluar dari zona nyaman. Kemudian kalau ingin berwirausaha Anda harus punya kreativitas yang tinggi, mampu membaca peluang-peluang dari berbagai macam situasi dan kondisi,” jelasnya.
“Setiap kondisi pasti punya peluang. Peluang-peluang ini bisa diolah menjadi nilai tambah, bisa memberi nilai tanpa dari segi ekonomis. Dan yang ketiga, Kalau anda ingin berwirausaha jangan bermimpi langsung kaya. Mulailah dari hal yang sederhana. Pelan tapi pasti. Lumayan kalau sehari dapat dua tiga ribu perak,” tambahnya.
Ia kemudian mengimbau kepada mahasiswa agar terus konsisten dan tidak berhenti ditengah jalan oleh karena tantangan dan hambatan yang menghadang. Tantangan, harus bisa dijadikan sebagai peluang.
“Anda sudah memulai. Jangan putus asa. Jangan berhenti di tengah jalan. Harus tetap berjalan, itu harapan kami. Setiap usaha pasti menghadapi rintangan, itu pasti. Tetapi dibalik rintangan itu pasti ada hikmah dan juga peluang yang tersembunyi. Maka kalau Anda ingin menjadi wirausahawan maka ubahlah tantangan menjadi peluang. Dan sore ini mudah-mudahan menjadi kesempatan baik bagi kita semua, menginspirasi kita semua supaya kita mulai,” tutupnya.
Senada dengan Marsel, Pastor Inosensius Sutam menyampaikan apresiasi kepada ketiga mahasiswa Unika Ruteng yang mengembangkan usaha di bidang wirausaha.
“Apresiasi yang sangat besar karena kita tahu bahwa pemerintah sangat menekankan supaya mahasiswa menjadi wirausahawan. Sehingga mahasiswa menjadi pencipta lapangan kerja yang bukan pencari lapangan kerja. Dan dengan itu apa yang kita lakukan sore hari ini sungguh amat luar biasa,” tuturnya.
“Dan ini salah satu upaya untuk mewujudkan kampus merdeka. Dan tentu saja memerdekakan diri kita, memerdekakan masyarakat, dan memerdekakan dunia pendidikan,” tambahnya.
Bagerak Tour
Yosef Kavaso Pratama Jaya menjelaskan tentang latar belakang kelahiran Bagerak Tour.
Menurutnya, salah satu alasan dilahirkannya Bagerak Tour yakni karena melihat potensi Pulau Flores yang memiliki ragam keunikan yang bisa menarik wisatawan.
“Pulau Flores sebagai gugusan kepulauan memiliki geografis yang kian memikat. Di dalamnya dihiasi oleh berbagai budaya, bahasa, pendidikan dan juga masih banyak lagi sesuatu yang membuat dunia tertarik datang ke sini. Oleh karena itu, maka kami membuka usaha Bagerak Tour yang bergerak di bidang pariwisata,” jelasnya.
“Bagerak Tour merupakan sebuah nama yang diambil dari bahasa lokal Manggarai. Kami bertiga memutuskan memilih nama untuk membuka usaha travel agen ini. Kami pun memilih nama Bagerak Tour yakni membawa terang atau cahaya. Dengan demikian usaha yang kami geluti ini bisa membawa terang bagi mitra kerja kami, masyarakat secara umum,” tambahnya.
Bagerak Digital
Selain Bagerak Tour, Yohanes Tresno Kurnianto menjelaskan tentang Bagerak Digital, usaha bagi pelanggan dan masyarakat umum dalam mewujudkan produk-produk digital seperti misalnya website.
“Dalam cara pemasarannya, kami menggunakan cara konvensional dan menggunakan media digital, seperti website, Facebook, dan WhatsApp,” ujar pria yang kerap disapa Tino ini.
Adapun website yang ditawarkan diantaranya website desa, sekolah, instansi pemerintah, toko online, properti agen, blog guru dan siswa, travel agent, dan website pribadi.
“Website yang sedang kami kerjakan adalah website SMPN 1 Ndoso, Manggarai Barat,” tutupnya.
Penulis: Igen Padur
Editor: Ardy Abba