Mbay, Vox NTT- Krispinus Rada, pemuda Desa Labolewa rela mengaku sebagai perwakilan suku Ebudai dari rumah adat (Sa’o Waja) Meza Wewa. Pengakuan itu dituangkan dalam bentuk dokumen berita acara yang ditandatangani tanggal 27 September 2021.
Dalam surat itu diterangkan bahwa tanah ulayat yang berlokasi di Baka Besipo masuk dalam dampak genangan waduk Lambo/Mbay. Tanah ini masuk dalam peta bidang Nomor 69 yang merupakan tanah ulayat suku Ebudai.
Dengan demikian, bidang tanah sesuai nomor dimaksud menjadi hak suku Ebudai.
Selanjutnya, suku Ebudai (Sa’o Waja Meza Wewa) yang melakukan penandatanganan hasil musyawarah bentuk ganti kerugian atas pembangunan waduk Lambo.
Namun, berita acara tersebut ditantang oleh ahli waris suku Ebudai, pemilik rumah adat Meza Wewa, Markus Wolo (53).
Menurut Markus, pengakuan Krispinus di dalam berita acara tersebut adalah bentuk kebuntuan. Hal ini juga dianggap sebagai manuver Krispinus yang telah sejak lama dia lakukan dengan mengklaim sebagai penguasa di dalam suku Ebudai.
Krispinus, lanjut Markus, telah berkali-kali mendatangi rumahnya untuk meminta agar ulayat Suku Ebudai dapat segera direlakan untuk lokasi pembangunan waduk Lambo.
Namun, kata Markus, menyerahkan tanah ulayat ke pihak lain bukan perkara mudah karena harus melibatkan seluruh anggota suku.
Karena sering didesak Krispinus, Markus pun mengusirnya dari rumah adat Meza Wewa hingga dia tak lagi mau menampak batang hidungnya di sana lagi.
Yang membuat Markus tambah geram, meski Krispinus mengaku mewakili Sao Waja Meza Wewa, namun berita acara tersebut justru dibuat bukan di dalam rumah adat Meza Wewa melainkan dilakukan di rumah pribadi milik Alosius Dosa.
“Kenapa berita acara buat di rumah Alo Dosa? Silakan tanya di Krispin. Ya karena dia (Krispinus) tidak ada Sa’o Waja (rumah adat). Ini karena dia terlalu gila uang Pak,” kata Markus.
Karena pengklaiman ini, Markus berniat akan memproses Krispinus secara hukum bila dia masih terus mengklaim tanah masyarakat adat Suku Ebudai.
VoxNtt.com masih terus berupaya menghubungi Krispinus untuk mengkonfirmasi informasi ini.
Penulis: Patrick Romeo Djawa
Editor: Ardy Abba