Atambua, Vox NTT-Bupati dr. Agustinus Taolin dan Wakil Bupati Drs. Aloysius Halerens sudah memimpin Kabupaten Belu selama 9 bulan. Meksi dengan rentan waktu yang masih sangat singkat ini, Kabupaten Belu di bawah pimpinan keduanya sudah mulai membuktikan, sebagaimana telah dirumuskan dalam visi-misi.
Betapa tidak, pasca-dilantik pada bulan April 2021 lalu, bupati dan wakil bupati Belu yang memimpin Belu dengan tagline ‘perubahan’ ini langsung tancap gas untuk mewujukan mimpi perubahan pada masyarakat. Tidak tangung-tanggung, 2 bulan setelah dilantik, Bupati dan Wabup Belu me-launching program utama kesehatan gratis dengan KTP yang kini sudah dinikmati masyarakat Kabupaten Belu.
Atas implementasi program kesehatan tersebut, saat ini Kabupaten Belu telah mencapai Universal Health Coverege (UHC).
Sebelumnya, kata Bupati Agustinus, masyarakat Kabupaten Belu terutama yang belum memiliki BPJS selalu dihadapkan pada persoalan ketika hendak berobat.
Namun saat ini, masyarakat hanya menggunakan KTP atau Kartu Keluarga, sudah bisa mengakses pengobatan gratis di fasilitas kesehatan di manapun.
Selain program kesehatan gratis yang kini sudah dinikmati, salah satu program utama yang sudah mulai diimplementasikan adalah meningkatkan pembangunan di bidang pendidikan, di mana untk tahun 2021 terdapat 53 orang ASN yang saat ini tengah melanjutkan pendidikan, baik jenjang S1. S2 dan program doktor.
Para ASN yang saat ini sementara kuliah menggunakan APBD dan bantuan pihak ketiga.
Sementara, untuk tahun 2022 mendatang, pihaknya akan menambah alokasi anggaran guna terus menambah kuota bagi ASN yang berkompetensi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Dana hibah atau bantuan untuk mahasiswa S 1 akan disediakan pagu anggaran sebesar 1.5 miliar yang penerimanya akan ditentukan sesuai hasil seleksi proposal,” jelas Bupati Agustinus saat konferensi pers akhir tahun yang digelar di Aula Lantai I Kantor Bupati Belu, Rabu (29/12/2022).
Sementara terkati program pupuk gratis, Bupati Agustinus mengakui bahwa persoalannya saat ini tidak hanya di Belu tetapi terjadi dari pusat hingga daerah.
Ia pun menargetkan pada tahun 2022 akan dibenahi sistem pengadaan pupuk bagi petani di Kabupaten Belu.
“Masalah pupuk ini sistimnya harus kita perbaiki sehingga tidak ada permainan pupuk subsidi,” ujar Bupati Agustinus.
Terkait dengan program reformasi birokrasi, Bupati Agustinus menjelaskan, pada tahun 2022 pihaknya akan menaikan tunjangan para ASN di lingkup Pemda Belu.
Hal ini agar kinerja ASN di lingkup Pemda Belu lebih produktif sesuai tugas masing-masing.
Sementara, salah satu persoalan yang ditangani secara serius adalah persoalan stunting. Dari target yang ditetapkan pada tahun 2021, sebesar 21,2, Kabupaten Belu berhasil menurunkan angka stunting hingga 17.9 persen.
Ia pun meminta dukungan dan kerja sama dari semua pihak guna mewujudkan masyarakat Belu yang sehat, berkarakter dan berkompetensi, termasuk juga dukungan dari wartawan untuk memberitakan kegiatan-kegiatan pemerintah secara proporsional.
Penulis: Marcel Manek
Editor: Ardy Abba