Maumere, Vox NTT- Direktur Stefanus Gandi (SG) Institut, Stefanus Gandi, membeberkan alasan utama ilmu kewirausahaan dipelajari sejak dini.
Menurut dia, ada perbedaan target dan tujuan belajar kewirausahaan oleh pelajar dan orang dewasa.
“Pembelajaran wirausaha tidak hanya penting bagi orang dewasa, tetapi juga perlu dibagikan kepada remaja dan anak-anak untuk menjadi elemen dunianya,” ujar Stefan di hadapan ratusan siswa Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere, Kabupaten Sikka, Senin (24/01/2022).
Dalam seminar tersebut, Stefan kemudian membeberkan alasan utama pentingnya ilmu kewirausahaan dipelajari sejak dini.
Hal tersebut bertujuan agar anak-anak bisa menata kepribadian mereka. Sebab, anak-anak dunia dini ataupun para pelajar masih dalam proses mencari jati diri.
Menurut Stefan, pendidikan kewirausahaan memang di luar disiplin ilmu yang didapatkan di seminari, yang mana sebagai sekolah untuk mencetak calon-calon imam di Gereja Katolik.
Meski begitu, kata dia, ilmu kewirausahaan nanti bisa saja sangat bermanfaat ketika panggilan hidup sebagai Pastor tidak sampai tujuan dan menjadi awam.
“Perbedaan utama tujuan belajar wirausaha adalah bahwa orang dewasa menggunakan pengetahuan ini sebagai proposisi untuk meningkatkan ekonomi mereka dan menghasilkan uang secara langsung. Sedangkan manfaatnya bagi anak-anak lebih pada proses belajar dan menata kepribadian mereka,” kata Direktur Indojet Sarana Aviasi itu.
Belajar berwirausaha pada usia dini, lanjut dia, bertujuan juga untuk membentuk pola pikir demi menciptakan lapangan pekerjaan di masa depan nanti.
Dikatakan, menumbuhkan jiwa wirausaha sejak dini terutama di usia muda bertujuan untuk menciptakan individu-individu yang kreatif dan kaya akan inovasi dalam menghadapi hambatan dan kendala hidup.
“Belajar wirausaha juga untuk menumbuhkan produktivitas dan kemandirian pada anak-anak ketika mereka memasuki usia dewasa,” katanya dalam seminar bertajuk ‘Urgensi Literasi Jurnalistik, Kewirausahaan dan Digital di Era Disrupsi’ itu.
Manfaat Kirab Literasi untuk Seminari
Sebagai informasi, seminar di Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere merupakan salah satu sasaran kirab literasi dan kewirausahaan di Pulau Flores yang digagas oleh SG Institut dan Perennial Institut.
Sekretaris Perennial Institut, Dr. Mantovanny Tapung menjelaskan, kirab literasi tersebut menyasar di seminari bertujuan untuk membentuk karakter seminaris atau orang muda agar bisa bersaing dalam menciptakan lapangan kerja pada masa yang akan datang.
“Membentuk karakter orang muda Katolik yang merupakan basis-basis penguatan karakter kekatolikan ini pada masa yang akan datang,” jelas Manto yang juga sebagai salah satu pamateri saat seminar di Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere.
Menurut dia, seminar tersebut bertujuan untuk mempersiapkan masa depan anak-anak agar mampu berkreasi dan memiliki tanggung jawab yang kuat di dunia yang berkembang begitu pesat ini.
Dalam konteks seminari, lanjut Manto, belajar literasi di era 4.0 sangat penting untuk bisa membangun dan menjaga eksistensi Gereja Katolik.
Sementara itu, Kepala Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere, RD. Raymundus Minggus mengatakan, kewirausahaan dan digital saat ini menjadi tantangan tersendiri pada dunia pendidikan.
Karena itu menurut dia, kolaborasi dalam menyelenggarakan kegiatan seminar tersebut sangat penting.
Apalagi materi jurnalistik dan digital yang menurut Pastor Raymundus, sudah menjadi kebutuhan penting pada dunia pendidikan sejak beberapa tahun terakhir.
Penulis: Ardy Abba