Ruteng, Vox NTT- Salah seorang warga kota Ruteng bernama Sony Malung mengaku diri sebagai orang dekat Bupati Manggarai Herybertus G. L. Nabit. Dia diduga menipu puluhan warga di Kelurahan Carep, Kecamatan Langke Rembong.
Modus dugaan penipuan yang dilakukan Sony Malung yakni dengan mendatangi sejumlah rumah warga di Kelurahan Carep dan meminta mengumpulkan uang agar bisa mengakses bantuan rehabilitasi rumah tidak layak huni.
Rofinus Nakut, warga RT 13, Kelurahan Carep mengaku bahwa Sony Malung datang ke rumahnya pada awal 2023 lalu. Kala itu, Sony Malung menjanjikan bantuan rumah tidak layak huni tetapi dengan sebuah syarat yakni mengumpulkan uang sebanyak Rp200.000.
Rofinus pun langsung menyerahkan uang sesuai permintaan Sony Malung dan menandatangani sebuah dokumen yang dilengkapi dengan materai. Dokumen itu hingga kini masih dipegang oleh Sony Malung.
Rofinus sendiri bukanlah satu-satunya warga yang diduga terkena tipu oleh Sony Malung. Namun, kata dia, lebih dari 60 warga di Kelurahan Carep yang didatangi Sony Malung dengan setoran berbeda-beda mulai dari Rp50 ribu hingga Rp200 ribu.
“Dia datang sendiri dari rumah ke rumah. Kami tanda tangan di atas materai. Perjanjian awalnya bantuan dalam bentuk uang senilai 17 juta. Janda di kompleks ini juga kumpul uang karena percaya dengan dia sebagai orang dekat bupati. Dia dulu laskar 88 (organisasi yang ikut berjuang memenangkan pasangan Hery Nabit dan Heri Ngabut saat Pilkada Manggarai 2020 lalu),” jelasnya kepada VoxNtt.com, Jumat (02/02/2024).
Rofinus juga menjelaskan, dirinya sudah menyiapkan kayu untuk kebutuhan rumah barunya. Itu jenis kosen sesuai permintaan Sony Kalung saat perjumpaan mereka awal 2023 lalu.
“Saya sudah siap kosen. Sudah dipres semuanya. Karena dia bilang harus cepat sensor itu kayu,” jelasnya.
Rofinus bersama warga yang diduga ditipu Sony Malung sudah beberapa kali meminta kejelasan tentang bantuan yang dijanjikan.
Namun hingga awal Februari 2024, bantuan yang dijanjikan pada awal 2023 itu belum kunjung ada jawaban kepastian.
“Kami sudah beberapa kali bertemu dia tapi dia bilang tunggu saja. Yang terakhir dia bilang kan tunggu karena masih sibuk Pemilu. Padahal awalnya dia sampaikan bahwa tidak lama,” tutupnya.
Salah seorang warga berinisial MS yang juga merupakan korban dugaan penipuan Sony Malung mengemukakan hal serupa. Ia mengaku ditipu dengan iming-iming bantuan rehabilitasi rumah tidak layak huni.
MS pun mengaku kesal lantaran apa yang dijanjikan Sony Malung tidak kunjung terealisasi meski sudah beberapa kali meminta klarifikasi.
“Kami tidak tahu ini bantuan seperti apa karena dia yang datang menawari bantuan itu ke kami. Kami pun mengumpulkan uang sesuai yang ia minta,” jelas MS.
Merespons pengakuan warga kepada VoxNtt.com, Sony Malung mengaku bahwa total 60 keluarga di Kelurahan CarepĀ yang dijanjikan untuk mendapat bantuan rehabilitasi rumah tidak layak huni.
Ia mengklaim bahwa nama-nama dari 60 keluarga yang didata di Kelurahan Carep di-input dalam sebuah dokumen proposal bantuan rehabilitasi rumah tidak layak huni ke Kementrian Sosial Republik Indonesia [Kemensos RI].
Sementara terkait pungutan uang kepada warga, Sony Malung mengklaim bahwa pungutan uang dari calon penerima bantuan merupakan bentuk swadaya masyarakat.
“Betul, uang itu adalah bentuk swadaya masyarakat yang mengajukan proposal tersebut,” jawabnya melalui pesan singkat aplikasi Facebook pada Jumat, 2 Februari 2024 sore.
Uang tersebut menurut Sony, digunakan untuk membiayai berbagai kebutuhan seperti pembelian kertas, pembiayaan operator, materai, fotocopy, dan pengiriman lewat JNE ke Kementerian Sosial Republik Indonesia [Kemensos RI].
“Banyak juga warga yang tidak punya uang untuk membantu administrasi tersebut. Saat itu tanpa paksaan hanya swadaya mereka, karena mereka tahu pekerjaan tersebut tidaklah mudah,” katanya.
Saat ditanya jumlah uang yang dipungut dari total enam puluh [60] warga tersebut, ia mengaku “tidak tahu secara pasti tentang jumlahnya karena hanya untuk keperluan itu saja”.
Selain itu, pihaknya juga mengaku bahwa pekerjaan yang dilakukan itu tidak sendiri namun bersama dengan Lurah Carep untuk mengusulkan proposal melalui Dinas Sosial kabupaten Manggarai.
“Pengajuan proposal khusus bantuan pusat, saya ajukan ke Dinas Sosial dan selanjutnya Dinas Sosial yang meneruskan proposal ke pusat,” jelasnya.
Sony juga mengatakan “apa yang ia lakukan murni usulan masyarakat dengan mengetahui Lurah Carep yang sekarang sudah meninggal dunia dan Camat Langke Rembong”.
Terpisah, Camat Langke Rembong Emilliano A. Ndahur mengaku mengetahui proposal yang diajukan dari kelurahan Carep tersebut.
“Kalau proposal, memang ada surat yang mengetahui camat. Jadi tentang permohonan bantuan itu jadinya saya tahu karena harus tanda tangan surat mengetahui,”tulis Emilliano melalui pesan WhatsApp.
Sementara terkait pungutan sejumlah uang untuk calon masyarakat penerima bantuan, pihaknya mengaku tidak tahu.
Tidak Ada Bantuan
Dihubungi terpisah, Pelaksana Tugas [Plt] Kepala Dinas Sosial Kabupaten Manggarai, Paskalis Lebo mengaku bahwa tidak ada bantuan rumah layak huni dari Kementerian Sosial dalam beberapa tahun terakhir.
“Memang, pada tahun 2022 silam ada pemberitahuan dari kemensos RI Jakarta mereka ada program bantuan untuk rehab rumah dari KK miskin yang masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial [DTKS],” jelasnya.
Dengan demikian, beberapa desa menurutnya, sudah melayangkan proposal langsung ke Jakarta. Namun, hingga tahun 2023 berakhir, pihaknya tidak kunjung mendapat jawaban kepastian.
“Memang ada beberapa desa sudah memasukan usulannya dan langsung kirim ke Jakarta termasuk perbaikannya, namun kami tunggu suda akhir tahun 2023 tim verifikator dari Jakarta tidak muncul sehingga kesimpulannya mungkin tidak jadi dan untuk itu tidak dipungut biaya dari Dinsos,” tegasnya.
Sementara terkait proposal yang diklaim Sony kirim melalui Dinsos, Paskalis mengaku tidak tahu.
“Kami tidak tahu. Jika program itu lewat Dinsos, biasanya kami koordinasi dengan para lurah/kadesnya dan gratis, tidak ada pungut biaya,” lanjutnya.
Penulis: Igen Padur