Mbay, Vox NTT – Warga Desa Nataute, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, mengancam akan menggelar aksi demonstrasi jika proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di desa mereka tidak segera diselesaikan dengan baik dan memberikan manfaat nyata.
Ancaman tersebut dibenarkan oleh Kepala Desa Nataute, Timotius Negha. Menurutnya, proyek air bersih yang dikelola oleh Dinas PUPR Kabupaten Nagekeo telah dilakukan tiga kali, namun hasilnya selalu mengecewakan.
“Saya sudah menyampaikan kepada Dinas PUPR, air ini harus mengalir sampai Nangamboa. Ini sudah kali ketiga, baik yang dari Pamsimas maupun dari dana provinsi, namun hasilnya tetap mengecewakan,” ujar Timotius saat diwawancarai oleh VoxNtt.com pada Senin, 27 Januari 2025.
Salah satu masalah utama dalam proyek ini adalah keputusan Dinas PUPR yang tidak memasang pipa distribusi dari bak reservoar untuk mengaliri 35 rumah yang telah dipasangi meteran air. Dari target 90 unit pemasangan meteran air, hanya 55 unit yang mendapatkan pasokan air, sementara 35 unit lainnya terancam tidak terlayani.
Proyek bernama Pengembangan Jaringan Distribusi dan Sambungan Rumah (SR) ini dikerjakan oleh CV Shilla asal Ende dengan anggaran lebih dari Rp 900 juta, dan diawasi oleh konsultan dari CV El Emunah.
Namun, proyek ini menuai protes setelah rencana penggunaan pipa bekas dari proyek Pamsimas yang telah dipasang 10 tahun lalu dan kini terbengkalai.
Pipa bekas tersebut direncanakan untuk digunakan sebagai pipa distribusi yang akan melayani pasokan air ke RT 04, RT 05, RT 06, dan RT 07. Sementara itu, di RT 08, RT 09, dan RT 10, ditemukan hasil pekerjaan yang diduga asal-asalan, dengan pipa yang bocor dan dibiarkan tanpa dikubur.
Anggota DPRD Kabupaten Nagekeo dari Partai NasDem, Anton S. Wangge, mengecam proyek ini yang dinilai tidak memiliki perencanaan matang dan dikhawatirkan dikerjakan dengan cara asal-asalan.
“Saya tidak ingin rakyat Nangamboa dan Desa Nataute menjadi korban. Air adalah kebutuhan dasar. Jika masalah ini tidak segera ditangani, DPRD akan mendorong kasus ini kepada aparat penegak hukum,” tegas Anton.
Menanggapi keluhan warga, Penjabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek, Hironymus Nikodemus Rosok, memastikan pihaknya akan segera menyelesaikan pekerjaan dan memastikan air dapat segera mengalir.
“Pemasangan pipa distribusi ke RT 04, RT 05, RT 06, dan RT 07 tidak bisa dilakukan karena keterbatasan anggaran. Kami telah berkoordinasi dengan pihak desa untuk memanfaatkan pipa bekas proyek Pamsimas,” ujar Ronny Rosok kepada VoxNtt.com.
Namun, ia mengakui bahwa pipa tersebut belum bisa digunakan karena air tidak mengalir dengan baik. Ia menduga ada kendala teknis, seperti sedimentasi atau pipa yang patah akibat proyek jalan tani.
“Kami pastikan air akan segera mengalir,” tambahnya.
Hingga berita ini diturunkan, masyarakat Desa Nataute masih menunggu realisasi janji dari pihak terkait. Jika tidak ada solusi konkret dalam waktu dekat, warga siap turun ke jalan untuk menuntut hak mereka atas akses air bersih yang layak.
Penulis: Patrianus Meo Djawa