Jakarta, Vox NTT– Dalam upaya mewujudkan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang lebih maju dan sejahtera, Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Lakalena, tidak tanggung-tanggung memboyong para bupati dan wali kota se-NTT ke Jakarta sejak Minggu lalu.
Rombongan ini melaksanakan serangkaian rapat dan pertemuan dengan sejumlah kementerian di ibu kota.
Gubernur Melki menyatakan dukungannya terhadap program Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih) yang digagas oleh Presiden Prabowo dan diselenggarakan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop).
Pada Senin, 17 Maret 2025, Gubernur Melki dan sejumlah bupati mengadakan audiensi dengan Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi dan Wakil Menteri Koperasi Ferry Joko Yuliantono untuk membahas kesiapan NTT dalam menyambut program ini.
“Semua koperasi di NTT siap bersinergi dengan koperasi desa Merah Putih,” ungkap Gubernur Melki dalam kesempatan tersebut.
Ia menambahkan, saat ini telah ada dua koperasi Merah Putih di NTT, yakni untuk petani dan nelayan di wilayah Timor.
Selain itu, sekitar 600 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di NTT telah menyatakan kesiapan mereka untuk bergabung dengan program ini, yang diharapkan dapat menggerakkan roda ekonomi di daerah.
Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi mengapresiasi antusiasme NTT dalam menyambut program ini.
Menurutnya, Kopdes Merah Putih memiliki tujuan yang mulia, yakni menghilangkan kemiskinan ekstrem dan mengurangi dominasi rentenir serta tengkulak di kalangan masyarakat desa.
“Tujuan Kopdes ini sangat mulia, yakni menghilangkan kemiskinan ekstrem dan mengurangi rentenir serta tengkulak di tengah masyarakat,” kata Budi.
Selain itu, Gubernur Melki bersama rombongan juga melakukan pertemuan dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy.
Dalam pertemuan ini, Rachmat menegaskan dua hal penting untuk masa depan NTT: peningkatan pendidikan dan penguatan industri garam.
“Orang NTT harus sekolah, dan NTT harus jadi pusat industri garam nasional,” ujar Rachmat.
Ia menekankan pentingnya pengembangan sumber daya manusia (SDM) serta memperkuat ekonomi lokal melalui pengembangan industri garam yang berkualitas.
“Garam NTT sudah terbukti berkualitas tinggi, dan kita bisa mengembangkan dua sektor: garam industri dan garam konsumsi. Mari kita fokus mengurus ini bersama-sama,” tambah Rachmat.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur NTT juga bertemu dengan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding untuk membahas isu perlindungan pekerja migran.
Dalam audiensi tersebut, Menteri Karding menyatakan pentingnya perlindungan yang dimulai dari tingkat desa.
“Perlindungan pekerja migran harus dimulai dari desa, dengan membentuk peraturan desa yang mengatur deteksi dini pengiriman pekerja migran,” jelas Karding.
Ia juga menekankan perlunya melatih pekerja migran dengan keterampilan agar dapat memenuhi permintaan pasar tenaga kerja luar negeri yang masih sangat besar.
Kegiatan ini menunjukkan komitmen kuat dari pemerintah NTT dan pusat dalam membangun masa depan yang lebih baik untuk masyarakat NTT, dengan fokus pada pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan perlindungan tenaga kerja migran.
Pemerintah pusat berharap kerjasama antara pemerintah daerah dan desa dapat mempercepat pencapaian tujuan-tujuan tersebut.
Penulis: Ronis Natom