Oleh: Dimas Wungo
Mahasiswa Filsafat Unwira Kupang , Tinggal di Seminari Tinggi St. Mikhael Kupang
Sumba punya banyak hal menarik yang dapat dieksplor. Selain mempunyai alam yang elok, Sumba juga menyimpan beragam kebudayaan salah satunya adalah pasola yang saat ini masih dipandang sebagai tradisi dan warisan leluhur.
Pasola merupakan salah satu tradisi yang unik dan penuh makna yang berasal dari pulau Sumba, Nusa Tenggarang Timur.
Tradisi ini sangat familiar di wilayah Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya, khususnya di daerah Kodi.
Bagi masyarakat Kodi, Pasola bukan hanya sekedar pertunjukan budaya atau hiburan, melainkan bagian dari identitas budaya yang sangat penting dan dijunjung tinggi.
Secara sederhana, pasola adalah pertandingan berkuda sambil melempar lembing (tombak kayu) ke arah lawan.
Pertarungan ini dilakukan oleh dua kelompok laki-laki dari kecamatan yang berbeda-beda.
Walaupun terlihat seperti sebuah permainan yang keras dan penuh risiko, sebenarnya Pasola mengandung nilai-nilai sosial, spiritual, dan budaya yang mendalam.
Salah satu alasan yang membuat Pasola begitu istimewa karena terhubung dengan upacara adat dan kepercayaan Marapu (agama tradisional masyarakat Sumba).
Pasola biasanya diadakan bersamaan dengan upacara menyambut musim tanam.
Dalam tradisi ini diyakini bahwa tumpahnya darah dalam pertandingan pasola akan menyuburkan tanah dan membawa hasil panen yang melimpah.
Oleh karena itu, Pasola dianggap sebagai bentuk persembahan kepada leluhur dan alam.
Meskipun dari luar terlihat seperti ajang kekerasan, masyarakat lokal memaknai Pasola dengan cara yang berbeda.
Menurut mereka ini adalah bentuk pengabdian dan pengorbanan untuk kebaikan bersama.
Selain itu, Pasola juga menjadi ajang untuk memperkuat hubungan sosial antar kecamatan, menunjukkan keberanian, dan menghormati apa yang telah diwariskan leluhur.
Bagi pemuda-pemuda Kodi, ikut serta dalam Pasola menjadi satu kebanggaan karena menunjukkan bahwa mereka telah siap untuk menjalani peran sebagai pria dewasa dalam masyarakat.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa, pasola juga mengundang perhatian dari luar, termasuk para wisatawan dari berbagai negara.
Banyak orang yang datang ke Sumba hanya untuk menyaksikan keperkasaan, kemegahan, dan keberanian para penunggang kuda dalam pasola.
Di satu sisi ini merupakan hal yang positif karena sangat membantu dalam memperkenalkan budaya Sumba ke duni luar dan memberi peluang ekonomi bagi masyarakat.
Tapi di sisi lain, muncul kekhawatiran bahwa tradisi ini akan kehilangan makna aslinya, jika hanya dijadikan sebagai barang tontonan tanpa ada pemahaman mendalam terhadap nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Kita juga harus mengakui bahwa zaman makin berubah.
Generasi saat ini hidup di era modern dan tidak semua dari mereka tertarik atau memahami pentingnya menjaga tradisi seperti Pasola dan tradisi lainnya.
Tantangan ini cukup serius untuk diperhatikan karena jika tidak ada generasi pewaris yang baik, bisa jadi suatu saat nanti Pasola hanya akan menjadi kenangan sejarah.
Untuk itu, peran pendidikan, orang tua, dan para tua adat sangatlah penting. Sekolah-sekolah, orang tua, dan tua-tua adat di Sumba, terutama di Kodi, bisa mulai memperkenalkan sejarah dan makna pasola kepada generasi muda sejak dini.
Pemerintahan daerah juga dapat memberikan dukungan melalu berbagai pelatihan, festival budaya, agar tradisi ini tidak punah.
Selain itu melibatkan tokoh adat dan masyarakat dalam setiap proses pelestarian budaya menjadi kunci agar nilai-nilai asli dari pasola tetap terjaga.
Hal yang perlu diperhatikan adalah aspek keselamatan dalam pelaksanaan Pasola.
Meskipun tradisi ini sudah menjadi kebiasaan yang turun-temurun, tetap saja risiko cedera bahkan kematian bisa terjadi.
Maka, perlu ada upaya untuk menjaga keseimbangan antara pelestarian budaya dan perlindungan keselamatan peserta yang ikut ambil bagian.
Misalnya, penggunaan tombak kayu tumpul, batas usia, serta pengawasan medis selama acara berlangsung bisa menjadi solusi untuk mengurangi resiko tanpa menghilangkan makna budaya yang sesungguhnya.
Secara pribadi, saya melihat Pasola sebagai simbol kekuatan budaya yang luar biasa. Di tengah kemajuan zaman yang begitu kuat, tradisi seperti Pasola menjadi pengingat bahwa Indonesia memiliki warisan budaya yang sangat kaya dan beragam.
Pasola mengajarkan kita tentang keberanian, solidaritas, dan penghormatan terhadap warisan nenek moyang dan alam.
Di masa yang akan datang, saya berharap sekali bahwa Pasola tidak hanya tetap hidup di tanah Kodi, tetapi juga dikenal luas oleh seluruh masyarakat Sumba sebagai kekayaan budaya yang diwariskan.
Namun yang paling penting adalah makna asli dan nilai-nilai luhur di balik Pasola tetap dijaga dan dihormati, bukan hanya sebagai pertunjukan, tetapi sebagai warisan budaya yang hidup dan bermakna.