Kota Kupang, VoxNtt.com-Aksi kekerasan antar mahasiswa akibat minuman keras (miras) sudah sering kali terjadi di Kota Kupang, ibu kota provinsi NTT. Pada Jumat, 7 Oktober 2016 lalu, terjadi tragedi yang memilukan ini terjadi pada saat acara syukuran wisuda di RT 13/ RW 03 kelurahan Lasiana, Kota Kupang. Bentrok berdarah pun menyebabkan Xaverianus Lawan Geroda (21) alias Heri Lamawuran tewas di tempat.
Diberitakan sebelumnya, kejadian ini berawal dari Adrianus Boleng (salah satu rekan korban) dipukul oleh Gomes Senlau yang sekarang masih menjadi buron tim buru sergap (buser), Polresta Kupang Kota. Saat itu Gomes, dkk sedang mengadakan pesta miras di sekitar lokasi syukuran wisuda.
Tak terima rekannya dipukul, Defrianto Lamabelawa (salah satu rekan korban) melakukan perlawanan hingga terjadi perkelahian antara keduanya. Gomes yang kalah dalam perkelahian itu kembali ke kosnya, mengambil parang dan kembali ke tempat kejadian bersama sejumlah rekannya. Saat itulah mereka menyerang secara membabi buta hingga korban tewas.
Kejadian ini sontak membuat geger masyarakat kota Kupang yang terkenal dengan sebutan Kota Kasih. Di media sosial netizen bahkan mengutuk keras tragedi yang mengenaskan ini.
Sosiolog sekaligus pengamat sosial Undana, Lasarus Jehamat menilai kasus ini sebagai bentuk kontradiksi peradaban. Menurutnya ada yang salah dalam proses pendidikan kita dimana wacana sosial yang sering muncul di kalangan mahasiswa bukan wacana ilmiah-akademik tetapi wacana pesta. Fenomena ini jelasnya diperparah dengan oleh sikap permisivitas yang tinggi oleh masyarakat sekitar.
Berkaitan dengan relasi kekuasaan, lulusan magister Universitas Gajah Mada ini menyebut Negara dalam hal ini pemerintah, justru sengaja membiarkan masyarakat hidup dalam konflik. Pemerintah Kota Kupang demikian Jehamat, harusnya bisa mencegah gejala ini apalagi sudah sering kali terjadi.
“Pemerintah harus konsisten terapkan aturan kos-kosan. Lepas sikap permisif masyarkat dan kuatkan kontrol sosial oleh aparat” tegasnya
Fenomena ini kemudian didukung dengan hasil riset Jehamat bersama Rudi Rohi (Dosen ilmu politik Undana) pada tahun 2011 lalu di wilayah Oesapa dan Lasiana Kota Kupang. Hasil riset tersebut membuktikan bahwa kedua wilayah ini menyimpan masalah sosial terutama minuman keras (miras). (Donis/ VoN)