Borong, Vox NTT-Pembangunan jalan baru di Desa Watu Mori, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) cukup membantu ekonomi warga. Proyek pembangunan di desa itu dikerjakan sendiri oleh warga setempat.
Martinus Narung, warga desa Watu Mori kepada VoxNtt.com di lokasi, Selasa (6/5/2017) mengatakan, usaha kepala desa membuat maju yakni membuka jalan dari kampung ke kampung di desa Watu Mori.
“Dengan buka jalan ini akses masyarakat antar wilayah dalam desa ini jadi cepat dan mudah. Akses menuju Borong untuk jual hasil bumi dan urus sesuatu di Lehong jadi mudah. Selain itu, akses dari kebun juga jadi gampang. Sekarang kami tidak lagi pikul beban dari kebun pakai tenaga. Motor dan mobil sudah bisa masuk. Hasil bumi tidak lagi angkut kuras tenaga manusia. Ini sangat memmbantu masyarakat,” kata Martinus.
Dikatakan Martinus, pembangunan jalan baru tersebut sangat membantu elonomi masyarakat. Itu terutama karena pemerintah desa memakai tenaga kerja lokal atau masyarakat setempat sebagai pekerja.
“Kami diberi upah yang cukup untuk menghidupkan ekonomi keluarga. Daripada kami harus merantau ke luar cari kerja, saat ini kami aman. Tidak perlu keluar, pemerintah desa menyiapkan lapangan kerja untuk masyarakat”, kata Martinus
Sementara itu, Kades Watu Mori Yohanes Kanisius Banggung, ketika diwawancara VoxNtt.com di lokasi kerja mengatakan rencana tahun 2017 ini fokus di pembangunan infrastruktur jalan dari kampung ke kampung.
“Pembangunan yang sudah direncanakann 2027 desa Watu Mori antara lain ; galian tanah, 1380 m dengan pagu dana Rp. 76.000,000. Itu termasuk pajak dan pembuatan saluran tanah. Galian tanah ini membuka jalan yang menghubungkan kampung Liang leso dan Ikong Kilo,” kata Kades Joni, sapaan akrab Yohanes Kanisius.
Selain itu, kata Joni, akan dibuat telefor dan tembok penahan tanah (TPT) di Golo Mongkok-Golo Porok dan sirtu, dengan pagu dana Rp. 119. 000.000 termasuk hok.
Sedangkan di dusun Bondo, Rabat, 60 m dan galian tanah 1003 m, deker 5 buah, dan telefor sepanjang galian tanah. Pagu dananya Rp. 91.000,000.
Dikatakannya, untuk pemberdayaannya ada pelatihan kader teknik desa dan perlindungan aset dengan pagu dana Rp. 20.000.000.
“Pembangunan di 2017 ini berdasarkan hasil Musrembangdes 2016 lalu,” kata Kades dua periode itu.
Dikatakan Yohanes, pembangunan di setiap dusun dikerjakan warga sendiri.
“Ini tujuaanya jelas. Kalau sendiri yang kerja, harapannya kualitas terjamin. Sehingga kalau kerja asal jadi, resikonya kita sendiri yang nikmat,” tukasnya.
Lanjut Yohanes, untuk mejamin kualitas pengerjaan, dirinya turun lokasi untuk pantau proses kerja masyarakat.
“Saya harus turun lokasi bersama masyarakat agar pembangunan berjalan sesuai harapan. Ini kan untuk kebaikan bersama. Jadi, kualitas kerjanya harus diutamakan,” ucap Joni.
Pantauan VoxNtt.com, di lokasi proyek kepala desa Watu Mori memantau proses kerja warga langsung pengerjaan agar kualitas terjamin. Bahkan dia ikut menggali tanah bersama warganya. (Nansianus Taris/VoN)