Kupang, Vox NTT- Ekspresi bahagia Damiana Theodora Owo tak mampu terbendung, lantaran dirinya disebut sebagai wisudawati (lulusan) termuda dalam wisuda 11 Desember 2018 mendatang, di Universitas Nusa Cendana Kupang, Selasa (04/12/2018).
Dian, demikian ia disapa mendapat jadwal, periode keempat dalam seremonial pengukuhan para sarjana itu.
Sontak, aula bergemuruh riuh usai panitia membacakan sekaligus mengumumkan nama Dian sebagai lulusan termuda. Sorak sorai ratusan calon wisudawan/i menyambutnya dengan sorak sorai.
Sebelum namanya diumumkan, Dian sudah mulai yakin jika dirinya bakal menjadi lulusan termuda.
Keyakinan wanita kelahiran, Kupang 12 April 1998 itu lantaran sebelumnya dia sudah membaca di lembar pengumuman yang berisikan nama wisudawan/i dan dia menemukan dirinya sebagai yang paling muda.
“Sebenarnya beta (saya) sudah tau ada tempel di pengumuman berdasarkan tanggal lahir, tapi beta sonde (tidak) yakin. Jadi, beta agak deg-degan, betul ko sonde, tapi begitu baca tadi, senang sudah pasti,’’ ungkapnya gadis 20 tahun ini saat ditemui VoxNtt.com, Selasa (04/12/2018) di Kampus Undana, Penfui Kupang.
Dian memang sudah lama mengimpikan agar menjadi wisudawan/i yang paling muda di Universitas Nusa Cendana.
“Sebenarnya sudah lama kaka, beta (saya) mau jadi wisudawan termuda,’’ imbuh wanita berdarah Ende itu.
Dari Kecil Ingin Jadi Guru
Sejak kecil, Dian bercita-cita menjadi seorang guru. Guru yang profesional.
Demi wewujudkan niatnya, ia pun melanjutkan pendidikannya di FKIP PGSD Undana Kupang, pada 2014 silam.
“Memang dari kecil mau jadi guru,’’ tuturnya.
Dian sangat menyukai anak-anak, itu juga menjadi alasan mengapa ia memilih menjadi guru SD.
“Pilih guru SD karena senang dengan anak-anak,’’ tuturnya.
Akselerasi
Dian adalah anak yang pintar dan cerdas. Ia menyelesaikan pendidikan dasar di SDK Snt. Familia Sikumana pada 2010 silam.
Selepas SD, ia melanjutkan studi di SMP Negeri 2 Kupang selama dua tahun. Setelah menamatkan pendidikan menengah pertama, ia kemudian melanjutkan studi di SMA Negeri 1 Kota Kupang, juga selama dua tahun dan tamat pada 2014.
Dia tak pernah membayangkan, jika dulu dirinya lolos seleksi menjadi siswa akselerasi.
Menurutnya, menjadi siswa akselerasi tidak mudah. Kecerdasan menjadi faktor utama untuk bisa menjadi siswa akselerasi.
“Awalnya dari tes IQ. Karena IQ tinggi makanya beta (saya) bisa masuk,’’ tuturnya.
Tips Menjadi Sukses
Sukses bagi Dian tidak harus belajar dengan memaksa diri. Dian tidak belajar setiap hari. Baginya, jurus kunci menjadi cerdas dan sukses itu yakni dengan banyak mendengar dan bersosialisasi dengan sesama.
“Belajar si sonde (tidak) terlalu terjadwal tiap hari. Hanya mungkin karena sering dengar dan bersosialisasi dengan teman-teman,’’ imbuhnya.
Dian menegaskan, kecerdasan itu juga ada pengaruh yang cukup kuat secara eksternal (lingkungan) terutama keluarga. Orangtua menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kecerdasan seorang Dian.
Pengaruh eksternal, tak berarti tidak belajar. Dian juga belajar, dia sering menggunakan waktu pagi hari untuk belajar. Pagi, diakuinya sebagai yang baik untuk belajar.
“Mungkin dari lahirnya sudah begitu kaka. Kalau belajar biasanya pagi pukul 05.00 Wita, karena pagi itu suasananya tenang. Jadi, bisa lebih fokus belajar,’’ imbuhnya.
Ia berharap, para siswa dan mahasiswa harus fokus dan tekun untuk meraih kesuksesan.
“Intinya fokus, betul-betul berjuang supaya bisa sukses,’’ tutupnya.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Boni J