Borong, Vox NTT- Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur (Pemkab Matim) dinilai lamban memberikan upaya tanggap darurat terhadap bencana banjir yang merendam puluhan rumah warga Kampung Nggeok, Kelurahan Rana Loba, Kecamatan Borong.
Rumah-rumah warga di Kampung Nggeok ini terendam banjir lantaran meluapnya kali Wae Bobo Senin, 3 April 2017 kemarin. Banjir tersebut disebabkan hujan lebat yang mengguyur daerah tersebut.
Warga Nggeok, Budi Sukur saat ditemui VoxNtt.com, Selasa (4/4/2017) mengatakan pemerintah daerah terkesan melepas tanggung jawab dan tidak responsif, meski akibat banjir sudah merendam harta benda milik warga setempat.
“Semestinya hari ini pemerintah turun langsung ke lokasi untuk melihat kondisi kami di sini. Kami kesal dan kecewa dengan Pemda Matim. Sebab, tidak tanggap dan warga biarkan telantar tanpa memberikan segera bantuan,” ujar Sukur.
Dikatakan , semestinya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Matim harus responsif dengan bencana yang melanda warga.
“Turun langsung lokasi. Biar bisa melihat dan mengetahui apa dan berapa kerugian yang menimpa warga. Puluhan barang elektronik kami terendam banjir. Kalau tidak turun langsung, bagaimana mau tahu kondisi warga,” ujarnya.
Sukur mengaku bingung, apakah pemerintah daerah sudah mendengar atau memang sama sekali tidak mengetahui bencana banjir tersebut.
Baca: Kali Wae Bobo Meluap, Puluhan Rumah Terendam Banjir
“Harap pemerintah tolong perhatikan warga yang terkena bencana, jangan tiap hari sibuk dengan urusan politik dan proyek saja.Apapun alasannya, Pemkab Matim sangat terlambat tangani korban banjir,” tegas Sukur.
Sementara itu, Plt. Kepala BPBD Matim Anton Dergong saat dihubungi VoxNtt.com melalui pesan Whatsapp mengatakan, dirinya sudah mendatangi lokasi banjir di Kampung Nggeok tersebut.
Menurut dia, meluapnya banjir hingga merendam rumah warga itu disebabkan intensitas hujan dalam tiga hari terakhir cukup tinggi. Penyebab lain yaitu letak pemukiman warga Nggeok terlalu dekat dengan kali dan muara kali Wae Bobo.
“Pasti selalu terancam setiap tahun ketika curah hujan menaik/tinggi ,apalagi pohon bakau di pinggir kali Wae Bobo dan Wae Reca sudah dipotong warga. Akibatnya tanah mudah tergerus banjir dan abrasi,” ujar Dergong.(Nansianus Taris/VoN)