Vox NTT- Ikatan Muda Mudi Langke Rembong (IMMALABONG) Bali merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-4 pada 2 April 2017.
Di HUT ke-4 ini IMMALABONG Bali menggelarnya dengan berbagai semarak pertunjukan seni di gedung Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Bilangan Gatot Subroto, Denpasar.
Dalam press release yang salinannya diterima VoxNtt.com, Selasa (4/4/2017), Ketua IMMALABONG Bali, Beatriks mengatakan mengatakan konsep acara HUT kali ini lebih menekankan pada pementasan seni. Ini dilakukan tidak hanya terbatas pada ruang lingkup mahasiswa Manggarai, tetapi lebih terbuka bagi daerah lain seperti Ende dan Papua.
“Konsep ini dipilih dengan tujuan untuk lebih mengenal kebudayaan dari daerah lain dan tentunya untuk mempererat tali persaudaraan,” ujar Beatriks.
Organisasi yang terlibat kali ini terdiri dari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), Muda Mudi Labuan Bajo, Tuke Sani Ende, Muda Mudi NTT, dan IMMADA Bali.
Beatriks mengaku, di bawah set lighting yang begitu megah dan dipandu oleh seorang MC muda yang berbakat, satu persatu organisasi ini memberikan dukungannya untuk IMMALABONG melalui suguhan penampilan.
Pertunjukan dimulai dari aksi gitaris tunggal asal muda mudi Labuan Bajo yang begitu apik mengaransemen lagu Thousand Years milik Christina Perri.
Meski sempat diguyur hujan, namun kehangatan acara perayaan HUT IMMALABONG kian terasa dengan penampilan anak-anak Tuke Sani Ende yang membawakan Kolaborasi tarian modern dan tradisional dengan iringan lagu Gawi dan Jamilah. Sontak penampilan tersebut mengundang tepuk tangan meriah dari tamu undangan yang hadir.
Penampilan selanjutnya merupakan sumbangan suara emas dari IMMADA dan Muda Mudi NTT yang bergantian menyanyikan lagu daerah NTT.
Diawali oleh IMMADA yang membawakan salah satu lagu maestro jazz Manggarai, Ivan Nestorman yang berjudul Poti Kose. Lagu ini sarat akan makna yang senantiasa mengingatkan generasi muda untuk selalu mawas diri terhadap godaan dan rayuan perubahan dunia yang begitu tak terbendung. Kemudian dilanjutkan oleh penampilan Muda Mudi NTT yang membawakan lagu Bo Lele Bo.
Selanjutnya, di sela-sela kemeriahan acara, perwakilan dari para orang tua yang hadir turut memberikan wejangan dan harapannya untuk para muda mudi ini.
Wejangan ini dimulai dari ketua FLOBAMORA Bali, Yusdi, Ketua IKMB, Ardi, Ketua IKALABONg, Beni, dan Ketua IKMAR, Frans. Dari para orang tua ini tersirat satu pesan yaitu muda mudi Manggarai lebih aktif dalam kegiatan organisasi dan menjaga hubungan yang intens dengan para orang tua yang ada di Bali.
Selain itu, para muda mudi juga diminta untuk aktif tergabung dalam sektor dan kelompok doa, serta mengambil bagian dalam setiap perayaan keagamaan di Gereja.
Puncak perayaan HUT IMMALABONG yang ke-4 ini ditutup dengan suguhan tarian dan lagu dari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP). Tarian yang dibawakan kali ini merupakan tarian perdamaian setelah perang yang biasa dilakukan oleh saudara-saudara di Papua.
Gerakan yang ditampilkan dalam tarian merupakan perpaduan gerakan tarian dari beberapa suku di Papua.
Menutup penampilannya malam itu, AMP melantunkan sebuah lagu daerah. Lagu tersebut mengisahkan bagaimana kondisi saudara di Papua yang luput dari perhatian dunia luar, secara khusus dari pemerintah.
Oleh karena itu, lagu ini diciptakan untuk menghibur hati mereka agar tidak larut dalam kesedihan.
Di akhir perbincangan, ketua IMMALABONG mengutarakan harapannya untuk organisasi yang dipimpinnya agar tetap kompak serta senantiasa memunculkan ide-ide baru untuk membangun Manggarai. Poinnya harus bisa menjaga hubungan baik dengan saudara-saudara di organisasi lainnya yang ada di bali. Selain itu, muda mudi diharapkan untuk tetap semangat dalam berorganisasi karena ada nilai positif yang dapat dipetik di balik kegiatan berorganisasi. (AA/VoN)