Mbay, Vox NTT-Di Kabupaten Nagekeo sudah ada kelompok Pekerja Migran Indonesia (PMI) Purna.
Kelompok yang dikenal dengan nama Romba Mauara (Kroma) tersebut berlokasi di Desa Witurombaua, Kecamatan Keo Tengah.
Kroma dibentuk oleh Koalisi Insan Peduli Migran perantau NTT, bekerja sama dengan BP3TKI Provinsi NTT.
Kroma dibentuk lahir dari situasi bahwa banyak yang membicarakan tentang perdagangan manusia di NTT, juga soal migrasi aman.
Namun tidak banyak yang berbicara soal TKI purna atau para tenaga kerja Indonesia yang sudah kembali ke desa asalnya.
Banyak dari mereka yang pulang karena ditangkap di Malaysia dan dideportasi pulang ke Indonesia.
Setelah tiba di desa asal, mereka tidak punya apa-apa. Bahkan banyak yang terjerat utang dari rentenir.
Irminus Deni, koordinator Koalisi Insan Peduli Migran perantau NTT mengatakan, pada bulan Mei 2018 lalu pihaknya memberikan pelatihan pemberdayaan kepada kelompok PMI purna Kroma.
Menurut dia, saat ini kelompok PMI purna Kroma sudah mulai berjalan. Bahkan sudah mempunyai rumah produksi sendiri.
“Kami hanya mendampingi semua keuangan modal dan lain-lain itu semua dari kelompok, kami membangun kelompok, bukan soal uang tetapi kami memberikan motivasi bahwa potensi di desa Witurombaua sangat potensi dan kita harus bisa produksi dari desa baru kita jual,” kata Irminus, Sabtu (2/2/2019).
Ia berharap bahwa kelompok seperti ini bisa diperhatikan oleh pemerintah mulai dari desa sampai ke pusat. Sebab ini, kata dia, disebut inovasi desa.
Ruslin Meo Bao, Ketua kelompok PMI purna Kroma kepada VoxNtt.com menyampaikan terima kasih kepada Koalisi Insan Peduli Migran perantau NTT dan BP3TKI yang telah memberikan pelatihan dan mendampingi mereka selama ini.
“Kelompok kami ini adalah berjumlah 25 orang dan semuanya TKI purna, kami semua merantau ke Malaysia dan pulang tidak ada hasilnya,” kata Ruslin.
Saat ini, Kroma bisa memroduksi minyak VCO, abon ikan dan minyak kemiri murni.
“Saya mengatakan jujur, kami belum mendapatkan bantuan dan perhatian khusus dari Pemda Nagekeo, melalui media ini kami mohon kepada Pemda Nagekeo agar, kami juga diperhatikan dan kami juga mendapat kesempatan yang sama seperti kelompok lain di Kabupaten Nagekeo,” ujar Ruslin.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Ardy Abba